Ponorogo Dukung Kemandirian Kesehatan Pesantren: 22 Ponpes Terima Bantuan Alat Kesehatan
Pemkab Ponorogo salurkan bantuan alat kesehatan ke 22 pondok pesantren untuk mendorong kemandirian santri dalam menjaga kesehatan, sebuah langkah inovatif dalam program jangka panjang pembangunan daerah.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Rabu, 7 Mei 2024, telah menyalurkan bantuan alat kesehatan (alkes) sederhana kepada 22 pondok pesantren (ponpes). Bantuan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian santri dalam menjaga kesehatan mereka. Penyaluran dilakukan melalui Dinas Kesehatan Ponorogo, sebagai bagian dari program jangka panjang yang memprioritaskan kesehatan di lingkungan pesantren.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk mendeteksi dini dan mempromosikan pola hidup sehat di kalangan santri. "Kami ingin mendeteksi dan mempromosikan pola hidup sehat sejak dini. Harapannya, pesantren bisa mandiri dalam menjaga kesehatan santri," ujar Sugiri. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemkab Ponorogo terhadap peningkatan kesejahteraan santri melalui akses kesehatan yang lebih baik.
Alat kesehatan yang diberikan meliputi berbagai perlengkapan penting, seperti tensimeter, timbangan badan, termometer, dan tempat tidur pemeriksaan. Dengan adanya alat-alat ini, diharapkan setiap ponpes dapat memantau kesehatan santri secara berkala dan memberikan respons yang cepat terhadap berbagai keluhan kesehatan yang mungkin muncul. Hal ini diharapkan dapat mencegah berkembangnya penyakit dan memberikan penanganan yang tepat waktu.
Peningkatan Akses Kesehatan di Pondok Pesantren
Bantuan alat kesehatan ini menjangkau seluruh pondok pesantren di Kabupaten Ponorogo, tanpa memandang latar belakang organisasi, baik di bawah naungan Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU). "Semua pondok pesantren akan kami berikan bantuan ini. Jadi kalau ada gejala penyakit bisa langsung terpantau dan ditindaklanjuti. Penanganannya tidak terlambat," tambah Bupati Sugiri. Hal ini menunjukkan kesetaraan akses kesehatan yang diberikan kepada seluruh pesantren di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Dyah Ayu Puspitangingarti, menjelaskan bahwa penyaluran alkes dilakukan dengan kerja sama puskesmas dan jaringan kesehatan lokal. Sistem ini memastikan adanya dukungan dan pendampingan berkelanjutan bagi para santri dan pengelola ponpes dalam memanfaatkan alat-alat kesehatan yang diberikan. Kerja sama ini juga menunjukkan sinergi antar lembaga dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh, Pondok Pesantren Al Idris telah menjalin koordinasi yang baik dengan puskesmas setempat. Kerja sama yang terjalin antara ponpes dan puskesmas menjadi model yang baik untuk diterapkan di ponpes lain. Model ini menekankan pentingnya kolaborasi untuk memastikan keberhasilan program peningkatan kesehatan.
Apresiasi dari Pihak Pondok Pesantren
Pengasuh Pondok Pesantren Al Idris, Habibul Anami, menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang diberikan. Ia mengungkapkan bahwa perhatian pemerintah daerah terhadap kesehatan pesantren seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya. "Saat COVID-19 kami dapat bantuan masker dan hand sanitizer dari pusat. Tapi baru kali ini kami mendapat perhatian langsung dari kabupaten dalam bentuk alat kesehatan. Ini sangat bermanfaat," ujar Habibul. Pernyataan ini menunjukkan dampak positif yang signifikan dari program ini bagi pesantren.
Bantuan alat kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan santri dan mendukung kemandirian pesantren dalam menjaga kesehatan warganya. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam mendukung kesehatan masyarakat di berbagai sektor, termasuk di lingkungan pendidikan keagamaan.
Dengan adanya bantuan ini, diharapkan para santri dapat lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan diri, tanpa harus khawatir dengan akses dan ketersediaan layanan kesehatan yang memadai. Program ini menjadi langkah maju dalam mewujudkan kesejahteraan santri dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Ponorogo.