Potensi Ekonomi dari Penyembelihan Hewan Dam di Indonesia
BP Haji melihat potensi peningkatan ekonomi Indonesia melalui penyembelihan hewan dam dan kurban haji di dalam negeri, didukung oleh fatwa yang memperbolehkan praktik tersebut di luar Tanah Suci.

Badan Penyelenggara Haji dan Umrah (BPJHU) mengungkapkan potensi peningkatan ekonomi di Indonesia melalui penyembelihan hewan dam dan kurban haji di Tanah Air. Hal ini disampaikan Sekretaris Utama BPJHU, Teguh Dwi Nugroho, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Panitia Kerja (Panja) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Kamis (20/2).
Teguh menjelaskan bahwa penyembelihan hewan dam dan kurban di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Pengkoordinasian pengadaan hewan ternak, pemberdayaan peternak, dan distribusi daging kurban kepada masyarakat kurang mampu menjadi kunci utama peningkatan ekonomi tersebut. Ia menekankan potensi ini sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam penyediaan makanan bergizi.
Pernyataan ini sejalan dengan hasil Mudzakarah Perhajian di Bandung yang menyatakan bahwa penyembelihan dan pembagian daging hadyu/dam di luar Tanah Suci hukumnya diperbolehkan. Pengasuh Ponpes Buntet Cirebon, Aris Ni'matullah, menyampaikan keputusan tersebut, yang juga merekomendasikan pemerintah untuk membuat pedoman tata kelola dam jamaah haji dan memasukkan ketentuan penyembelihan dan pembagian daging hadyu/dam di Indonesia.
Dampak Positif Penyembelihan Hewan Dam di Indonesia
Keputusan untuk memperbolehkan penyembelihan hewan dam di Indonesia didorong oleh sejumlah faktor. Pemerintah Arab Saudi mulai mempertimbangkan dampak lingkungan, kesehatan, dan sosial dari penyembelihan ratusan ribu hewan dam di Arab Saudi setiap tahunnya. Hal ini terutama karena jamaah haji Indonesia mayoritas memilih haji tamattu, yang mengharuskan pembayaran dam berupa seekor kambing.
Dengan memindahkan proses penyembelihan ke Indonesia, potensi peningkatan ekonomi semakin terlihat. Pemberdayaan peternak lokal akan meningkat, dan rantai pasok daging akan tercipta di dalam negeri. Distribusi daging kurban kepada masyarakat kurang mampu juga akan membantu mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan gizi masyarakat.
Selain itu, keputusan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan mengoptimalkan potensi ternak dalam negeri, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan pendapatan peternak.
Dukungan Pemerintah dan Arab Saudi
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar telah menyampaikan keinginan Pemerintah Indonesia untuk memotong hewan kurban dam di Tanah Air kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al Rabiah. Menag Nasaruddin menyampaikan adanya kajian yang menyatakan bahwa dam boleh dilaksanakan di Indonesia, sehingga kambing dam dapat dipotong di dalam negeri dan dagingnya didistribusikan kepada warga Indonesia.
Dukungan dari pemerintah Arab Saudi terhadap rencana ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya solusi berkelanjutan dalam pengelolaan hewan kurban. Kerjasama antara Indonesia dan Arab Saudi dalam hal ini diharapkan dapat menciptakan sistem yang lebih efisien dan berkeadilan bagi semua pihak.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal. Dengan mengoptimalkan potensi ternak dalam negeri, Indonesia dapat mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan peternak.
Kesimpulan
Penyembelihan hewan dam di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah Indonesia maupun Arab Saudi, menjadi angin segar bagi terwujudnya rencana ini. Dengan pengelolaan yang tepat, program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indonesia.