Kurban Bermakna: Memberdayakan Peternak di Pelosok Maluku
Program pemberdayaan peternak di Maluku oleh Human Initiative, tak hanya menyalurkan hewan kurban, tetapi juga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan peternak lokal.

Di tengah meriahnya perayaan Idul Adha di perkotaan, sebuah kisah inspiratif hadir dari pelosok Maluku. Human Initiative, sebuah organisasi kemanusiaan, telah menjalankan program pemberdayaan peternak lokal yang tak hanya berfokus pada penyediaan hewan kurban, tetapi juga pada peningkatan perekonomian masyarakat desa. Program ini menjawab pertanyaan penting: bagaimana menggerakkan ekonomi desa sambil menjalankan ibadah kurban? Inisiatif ini dimulai dengan mendata peternak di beberapa kabupaten di Maluku, memberikan pelatihan, dan menjadikan mereka sebagai mitra.
Wakil Presiden Human Initiative, Bambang Suherman, menjelaskan, "Kalau masyarakat ikut lebih banyak, stok yang bisa kami siapkan juga makin besar. Ini kerja bersama." Program ini memanfaatkan momentum Idul Adha sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat jejaring kebaikan dan solidaritas, di mana kurban bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga bentuk nyata kepedulian sosial ekonomi. Dengan prinsip keterjangkauan, sesuai syariat, dan berdampak luas, program ini dirancang untuk memberikan manfaat menyeluruh, baik spiritual, sosial, maupun ekonomi.
Program ini memiliki skema unik. Human Initiative tidak hanya membeli hewan kurban, tetapi juga mendampingi peternak dalam perawatan ternak sejak awal. Hal ini meningkatkan kualitas ternak dan memberi kepastian pasar bagi peternak. Aris Efendi, seorang peternak di Nunusaku, Maluku Tengah, mengungkapkan, "Ini bukan soal keuntungan semata. Ini soal rasa dihargai."
Kurban yang Menghidupi: Dampak Luas Program Pemberdayaan
Program pemberdayaan peternak ini memberikan dampak positif yang meluas. Limbah ternak dimanfaatkan sebagai pupuk, dan anak-anak muda mulai tertarik pada peternakan. Keberhasilan program ini diukur bukan hanya dari jumlah hewan kurban yang disalurkan, tetapi juga dari seberapa banyak peternak yang tumbuh dan berkembang bersama. Distribusi daging kurban difasilitasi ke daerah rawan pangan, daerah pesisir, dan dusun-dusun terpencil yang selama ini sulit dijangkau.
Proses penyaluran daging kurban dilakukan dengan pendekatan gotong royong. Warga lokal ikut membantu pengangkutan, masjid setempat menjadi pos distribusi, dan anak muda berperan sebagai relawan. Sejumlah peternak di Kota Ambon, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, dan Pulau Buru telah terlibat dalam program ini. Untuk Idul Adha 2025, direncanakan akan disiapkan 450 sapi, meningkat pesat dari sekitar 100 sapi pada tahun sebelumnya.
Human Initiative memastikan penyaluran daging kurban merata dan sesuai kebutuhan setiap wilayah dengan bekerja sama dengan berbagai jaringan masyarakat. Mereka memastikan daftar penerima manfaat dan mekanisme pendistribusian terencana dengan baik, sejak awal hingga setelah penyembelihan.
Kurban yang Menyambung Kehidupan: Harapan di Ujung Timur Indonesia
Program pemberdayaan peternak di Maluku membuktikan bahwa kurban bukan hanya ibadah tahunan, melainkan momentum untuk membangun kemandirian. Program ini tak hanya memberikan bantuan materiil, tetapi juga menanamkan ilmu, kepercayaan, dan harapan. Aris Efendi menambahkan, "Mereka datang bukan untuk kasih bantuan. Mereka datang untuk membangun, memberi manfaat." Kisah Aris menggambarkan bagaimana program ini telah meningkatkan kesejahteraan peternak, terlihat dari kandangnya yang kini lebih rapi dan dilengkapi dengan kandang jepit untuk memeriksa kesehatan sapi sebelum disembelih.
Meskipun lokasi kandang Aris cukup jauh dari jalan raya dan aksesnya sulit, hal itu tak menyurutkan semangatnya dan para peternak lainnya. Mereka menunjukkan dedikasi dan kerja keras dalam merawat ternak mereka. Di Maluku, kurban bukan sekadar proses penyembelihan, tetapi menjadi proses membangun kepercayaan, mengangkat ekonomi, dan menyambung harapan. Dari kampung ke kota, dari peternak ke penerima, kurban menjadi jembatan yang menyatukan.
Program ini memiliki makna yang dalam, melampaui batas geografi dan memberi arti baru pada ibadah kurban. Di ujung timur Indonesia, kurban bukan lagi sekadar sembelih dan selesai, tetapi menjadi jalan panjang pemberdayaan yang seringkali luput dari sorotan, namun sarat makna. Program ini bukan hanya upaya pemerataan daging kurban, tetapi juga wujud nyata solidaritas sosial dan kepedulian, berkomitmen untuk menjangkau masyarakat terpencil yang kekurangan hewan kurban.