Program Makan Bergizi Gratis di Singkawang Ditunda
Peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Singkawang, Kalimantan Barat, ditunda hingga ada pemberitahuan lebih lanjut dari Badan Gizi Nasional, meskipun persiapan sekolah sudah rampung.
Singkawang, Kalimantan Barat, menunda peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG). Awalnya dijadwalkan pada 20 Januari 2024 di SDN 2 dan SMPN 3 Singkawang, namun kini ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Kepala Unit SPPG MBG Singkawang, Devi Riskia, pada Jumat lalu.
Penundaan ini berdasarkan instruksi dari pusat, yakni Badan Gizi Nasional (BGN). Devi menjelaskan bahwa penundaan berlaku hingga ada pengumuman resmi selanjutnya. Program MBG yang ditargetkan untuk 3.000 siswa PAUD, SD, dan SMP se-Kalimantan Barat ini terpaksa harus menunggu kepastian lebih lanjut.
Meskipun jadwal peluncuran ditunda, kesiapan pihak sekolah sudah optimal. Kepala SMPN 3 Singkawang, Risma Purnama, menyatakan kesiapan penuh sekolahnya untuk menjalankan program MBG apabila jadwal baru telah ditetapkan. SMPN 3 Singkawang sendiri telah menyiapkan berbagai fasilitas penunjang, termasuk wastafel di setiap kelas, sabun cuci tangan, dan ruang transit makanan untuk 612 siswanya.
Tujuan dan Sasaran Program MBG
Sekretaris Disdikbud Singkawang, Safari Hamzah, menjelaskan bahwa program MBG sesuai panduan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2024 bertujuan meningkatkan pengetahuan gizi peserta didik. Sasaran utamanya adalah siswa PAUD, SD, dan SMP di Kota Singkawang. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kesehatan, memperbaiki asupan gizi, dan prestasi belajar peserta didik. Program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi sekolah.
Peran Pemerintah Kota Singkawang dan Kesiapan Sekolah
Pemerintah Kota Singkawang berperan menyusun regulasi dan kegiatan pendukung program MBG. Sekolah juga bertanggung jawab atas perawatan alat makan yang disediakan. Jika ada alat makan yang rusak, sekolah harus menggantinya dengan biaya sendiri, sekitar Rp80.000 per alat. Hal ini menunjukkan komitmen bersama dalam keberhasilan program ini. Evaluasi akan dilakukan untuk menyempurnakan program ke depannya.
Kesimpulan
Meskipun mengalami penundaan, program Makan Bergizi Gratis di Singkawang tetap dinantikan. Pihak sekolah telah menyatakan kesiapannya, dan pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung keberhasilan program ini demi peningkatan gizi dan pendidikan anak-anak di Singkawang.