Proyek Tanggul Laut Raksasa: Kajian Ulang atas Proyek Rp123 Triliun
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan kajian ulang studi kelayakan proyek tanggul laut raksasa di pantai utara Jawa senilai Rp123 triliun yang bertujuan untuk melindungi kawasan tersebut dari ancaman naiknya permukaan air laut.
![Proyek Tanggul Laut Raksasa: Kajian Ulang atas Proyek Rp123 Triliun](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/21/190040.795-proyek-tanggul-laut-raksasa-kajian-ulang-atas-proyek-rp123-triliun-1.jpeg)
Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada proyek ambisius pembangunan tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara Jawa. Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan hal ini setelah mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 21 Januari. Proyek raksasa ini diperkirakan menelan biaya hingga Rp123 triliun dan menjadi salah satu agenda utama dalam pembahasan tersebut, bersama Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan perumahan.
Salah satu fokus utama dari perhatian Presiden adalah peninjauan ulang studi kelayakan proyek tanggul laut raksasa. Studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 2020 dinilai perlu dikaji kembali mengingat perkembangan dan perubahan kondisi terkini. AHY menekankan perlunya evaluasi menyeluruh untuk memastikan proyek tersebut tetap relevan dan sesuai dengan kebutuhan saat ini. 'Feasibility study (studi kelayakan) yang dilakukan itu tahun 2020. Tentu sudah hampir 5 tahun. Ini harus kami cek ulang. Kami tinjau segala sesuatunya, apakah masih sesuai dengan kondisi hari ini,' ungkap Menko AHY.
Proyek tanggul laut raksasa ini bertujuan untuk melindungi wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Jakarta, Banten, Bekasi, Kudus, Kendal, Semarang, dan beberapa daerah di Jawa Timur, dari dampak negatif kenaikan permukaan air laut. Proyek ini merupakan proyek jangka panjang yang kompleks dan membutuhkan perencanaan matang serta kolaborasi lintas sektor. Pemerintah menyadari pentingnya mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan dalam pembangunan proyek ini.
Dalam proses evaluasi, pemerintah akan melibatkan berbagai ahli, termasuk pakar konstruksi dan ekologi. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemangku kepentingan, juga akan dilibatkan untuk memastikan proyek ini terlaksana secara optimal. 'Harapannya, ini menjadi proyek infrastruktur yang tidak hanya bagus secara konstruksi, tetapi juga berkelanjutan, karena kita tahu ini menyangkut keselamatan dan juga nasib dan masa depan masyarakat kita,' jelas AHY.
AHY menambahkan bahwa meskipun pemerintah ingin percepatan pembangunan, perencanaan yang matang dan terintegrasi menjadi prioritas utama. 'Tetapi kita tidak boleh terburu-buru, karena sesuatu yang besar dan kompleks membutuhkan perencanaan yang matang dan terintegrasi dengan baik, dengan semua stakeholders (pemangku kepentingan),' tegasnya. Tahap awal pembangunan tanggul laut raksasa direncanakan akan difokuskan di wilayah pantai utara Jakarta, Banten, dan Bekasi.
Proyek ini, yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp123 triliun selama 8 tahun, memerlukan perencanaan yang sangat cermat dan terukur. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan, serta mampu menghadapi tantangan perubahan iklim.
Kesimpulannya, kajian ulang studi kelayakan proyek tanggul laut raksasa menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan proyek ini berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Proses ini melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan untuk memastikan proyek tersebut efektif dan ramah lingkungan.