Proyek Tanggul Laut Raksasa: Kajian Ulang atas Studi Kelayakan
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan kajian ulang studi kelayakan proyek tanggul laut raksasa di Pantura Jawa, yang diperkirakan menelan biaya Rp123 triliun untuk 8 tahun, demi memastikan kelayakan dan keberlanjutan proyek.
![Proyek Tanggul Laut Raksasa: Kajian Ulang atas Studi Kelayakan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/21/190040.436-proyek-tanggul-laut-raksasa-kajian-ulang-atas-studi-kelayakan-1.jpeg)
Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian serius terhadap pembangunan tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara Jawa. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan hal tersebut seusai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/1).
Menindaklanjuti arahan Presiden, studi kelayakan proyek tanggul laut raksasa yang telah dibuat pada tahun 2020 akan dikaji ulang. AHY menekankan perlunya pengecekan menyeluruh terhadap studi tersebut untuk memastikan kesesuaiannya dengan kondisi terkini. "Feasibility study (studi kelayakan) yang dilakukan itu tahun 2020. Tentu sudah hampir 5 tahun. Ini harus kami cek ulang. Kami tinjau segala sesuatunya, apakah masih sesuai dengan kondisi hari ini," ujar Menko AHY.
Selain proyek tanggul laut raksasa, rapat terbatas tersebut juga membahas Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan perumahan rakyat. Namun, proyek tanggul laut mendapat perhatian khusus dari Presiden. AHY menjelaskan pentingnya keseimbangan antara kecepatan pembangunan dan perencanaan matang. "Ini yang tadi mendapatkan atensi juga dari Pak Presiden. Tentunya kami tidak ingin menunda-nunda, karena lebih cepat lebih bagus, karena berbicara kondisi alam dan iklim tidak bisa menunggu. Tetapi kita tidak boleh terburu-buru, karena sesuatu yang besar dan kompleks membutuhkan perencanaan yang matang dan terintegrasi dengan baik, dengan semua stakeholders (pemangku kepentingan)," jelasnya.
Dalam proses evaluasi ini, pemerintah akan melibatkan berbagai ahli, termasuk dari bidang konstruksi dan ekologi. Partisipasi aktif dari berbagai kalangan juga akan dilibatkan untuk memastikan proyek ini berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan. "Harapannya, ini menjadi proyek infrastruktur yang tidak hanya bagus secara konstruksi, tetapi juga berkelanjutan, karena kita tahu ini menyangkut keselamatan dan juga nasib dan masa depan masyarakat kita," tambah AHY.
Proyek tanggul laut raksasa ini merupakan proyek jangka panjang yang direncanakan untuk dibangun di berbagai wilayah, termasuk Banten, pantai utara Jakarta, dan sejumlah daerah di pantai utara Jawa, mulai dari Kudus, Kendal, Semarang hingga beberapa daerah di Jawa Timur. Proyek ini diperkirakan menelan biaya hingga Rp123 triliun dan akan dilaksanakan selama 8 tahun.
Tahap awal pembangunan tanggul laut raksasa akan difokuskan di pantai utara Jakarta, Banten, dan Bekasi, seperti yang disampaikan AHY awal bulan lalu. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Kajian ulang studi kelayakan ini bertujuan untuk memastikan proyek tanggul laut raksasa tidak hanya efektif dalam melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi dan naiknya permukaan air laut, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. Proses ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam pengambilan keputusan yang terukur dan berwawasan jauh ke depan.