PT KAI Larang Ngabuburit di Jalur Kereta Api: Ancaman Sanksi Tiga Bulan Penjara!
PT KAI Daop 8 Surabaya melarang aktivitas di jalur kereta api, termasuk ngabuburit, dengan ancaman hukuman penjara tiga bulan atau denda Rp15 juta sesuai UU Perkeretaapian.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengeluarkan larangan tegas bagi masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di jalur kereta api, termasuk kegiatan ngabuburit selama bulan Ramadhan. Larangan ini dikeluarkan menyusul masih banyaknya warga yang beraktivitas di area berbahaya tersebut, meskipun sudah mengetahui risikonya. Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menegaskan bahwa jalur kereta api hanya diperuntukkan bagi operasional perkeretaapian.
"Jalur kereta api bukan tempat untuk berkegiatan selain operasional perkeretaapian," tegas Luqman Arif dalam pernyataan resminya di Surabaya, Senin. Pernyataan ini menekankan pentingnya keselamatan dan keamanan di sekitar jalur kereta api. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan kecelakaan yang mungkin terjadi akibat aktivitas masyarakat di jalur kereta api.
Larangan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Lebih spesifiknya, Pasal 181 ayat (1) UU tersebut secara jelas melarang siapa pun berada di ruang manfaat jalur kereta api dan melakukan aktivitas seperti menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel, serta menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan di luar angkutan kereta api.
Ancaman Sanksi Bagi Pelanggar
Bagi masyarakat yang mengabaikan larangan dan tetap beraktivitas di jalur kereta api, PT KAI tidak segan-segan menjatuhkan sanksi tegas. Sesuai Pasal 199 UU Perkeretaapian, pelanggar dapat dipidana penjara maksimal tiga bulan atau didenda hingga Rp15 juta. Besarnya sanksi ini menunjukkan keseriusan PT KAI dalam menjaga keselamatan dan keamanan di jalur kereta api.
Sebagai langkah preventif, PT KAI Daop 8 Surabaya gencar melakukan patroli dan sosialisasi di wilayah operasionalnya. Petugas KAI secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya beraktivitas di jalur kereta api. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
"KAI memperbolehkan masyarakat beraktivitas, namun tidak di jalur KA," kata Luqman Arif, menekankan kembali larangan tersebut. Pihaknya berkomitmen untuk terus mengutamakan keselamatan pelanggan dan masyarakat yang tinggal di sekitar jalur rel kereta api.
Imbauan Kepada Masyarakat
PT KAI juga mengimbau masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar jalur kereta api. Masyarakat diharapkan tidak hanya mematuhi larangan beraktivitas di jalur kereta api, tetapi juga aktif melaporkan setiap aktivitas mencurigakan atau berbahaya yang terlihat di sekitar rel kepada petugas KAI atau pihak berwenang. Kecepatan pelaporan sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Langkah-langkah preventif yang dilakukan PT KAI, termasuk patroli dan sosialisasi, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan. Namun, peran serta masyarakat juga sangat penting dalam menjaga keselamatan bersama. Dengan bekerja sama, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang aman dan nyaman di sekitar jalur kereta api.
"Mari kita jaga keselamatan dan ketertiban demi kenyamanan bersama," ajak Luqman Arif, mengakhiri pernyataannya. Imbauan ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bertanggung jawab dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib di sekitar jalur kereta api.
Selain itu, PT KAI juga menyediakan jalur alternatif bagi masyarakat yang ingin melakukan aktivitas ngabuburit. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas umum lainnya yang lebih aman dan nyaman. Hal ini menunjukkan komitmen PT KAI dalam memberikan solusi dan menjaga keselamatan masyarakat.