KAI Imbau Masyarakat Tak Ngabuburit di Jalur Kereta Api: Ancaman Nyawa!
PT Kereta Api Indonesia (KAI) meminta masyarakat tidak ngabuburit di jalur kereta api selama Ramadhan karena sangat berbahaya dan melanggar UU Perkeretaapian.

Jakarta, 2 Maret 2024 - PT Kereta Api Indonesia (Persero) meluncurkan imbauan serius kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas buka puasa bersama atau ngabuburit di sekitar jalur kereta api selama bulan Ramadhan. Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahaya dan ancaman keselamatan jiwa yang mengintai jika aktivitas tersebut dilakukan.
Imbauan ini dilatarbelakangi oleh temuan KAI terkait masih adanya masyarakat yang berkumpul dan bermain di area jalur rel, baik saat sahur maupun menjelang berbuka puasa. "KAI menegaskan larangan bagi masyarakat untuk beraktivitas di jalur kereta api, termasuk saat menunggu waktu berbuka puasa atau ngabuburit selama bulan Ramadhan, aktivitas ini sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan jiwa," tegas Anne Purba dalam konfirmasinya di Jakarta.
Anne menekankan bahwa jalur kereta api bukanlah area publik untuk kegiatan di luar operasional perkeretaapian. Aktivitas di sekitar jalur kereta api bukan hanya membahayakan nyawa, tetapi juga merupakan pelanggaran hukum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Larangan dan Sanksi Hukum
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, Pasal 181 ayat (1), secara tegas melarang siapa pun berada di ruang manfaat jalur kereta api, termasuk melakukan aktivitas seperti menyeret, menggerakkan, meletakkan, atau memindahkan barang di atas rel. Penggunaan jalur kereta api untuk kepentingan selain angkutan kereta api juga dilarang.
Pelanggaran terhadap aturan ini akan berakibat fatal. Anne Purba menjelaskan, sanksi yang diterapkan sesuai Pasal 199 Undang-Undang 23 Tahun 2007 adalah pidana penjara maksimal tiga bulan atau denda hingga Rp15.000.000.
KAI berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya ini melalui sosialisasi yang intensif. Sosialisasi dilakukan tidak hanya melalui media massa, tetapi juga dengan mengunjungi sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas.
Upaya Pencegahan KAI
Selain edukasi, KAI memperkuat patroli keamanan di jalur kereta api. Jumlah personel keamanan ditambah di titik-titik rawan untuk mencegah kecelakaan. Kerja sama dengan aparat setempat juga diintensifkan untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtib).
Menjelang periode angkutan Lebaran 2025, KAI meningkatkan pengawasan melalui berbagai cara, termasuk safety talk, inspeksi berkala, dan pengecekan langsung ke lapangan. Perhatian khusus diberikan pada Daerah Perhatian Khusus (DAPSUS), yaitu wilayah dengan risiko tinggi gangguan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api.
KAI juga meningkatkan kewaspadaan di perlintasan sebidang yang tidak terjaga namun memiliki lalu lintas kendaraan tinggi. Personel keamanan disiagakan di lokasi-lokasi strategis untuk memastikan keamanan dan ketertiban.
Keselamatan Bersama
KAI senantiasa mengutamakan keselamatan penumpang dan masyarakat sekitar jalur rel. Oleh karena itu, KAI mengajak masyarakat untuk bekerja sama menjaga keamanan dengan tidak beraktivitas di sekitar jalur rel. Jika melihat aktivitas mencurigakan, segera laporkan kepada petugas KAI atau pihak berwenang.
Dengan berbagai upaya ini, KAI berharap terciptanya lingkungan perkeretaapian yang aman, tertib, dan nyaman, terutama selama Ramadhan dan Lebaran. "Keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, KAI mengajak seluruh masyarakat untuk menaati aturan dan menjadikan keselamatan perjalanan kereta api sebagai prioritas utama," tutup Anne Purba.