Realisasi Pupuk Bersubsidi Pasaman Barat Capai 6.123 Ton, Petani Diminta Optimalkan Pupuk Organik
Penyaluran pupuk bersubsidi di Pasaman Barat, Sumatera Barat, telah mencapai 6.123,6 ton hingga Maret 2025, dengan upaya peningkatan penggunaan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, telah menyalurkan 6.123,6 ton pupuk bersubsidi selama tiga bulan pertama tahun 2025. Penyaluran ini meliputi pupuk urea dan phonska, dengan total alokasi yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, di Simpang Empat pada Rabu lalu.
Rincian penyaluran pupuk terdiri dari 2.617,13 ton urea (16,32 persen dari alokasi 16.038 ton) dan 3.506,47 ton phonska (22,78 persen dari alokasi 15.392 ton). Doddy San Ismail menyatakan bahwa penyaluran pupuk berjalan lancar tanpa kendala, sesuai dengan permintaan kelompok tani yang tercatat dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan). Pihaknya optimis penyaluran akan mencapai 100 persen hingga akhir tahun.
Meskipun terjadi penurunan alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2025 (31.430 ton) dibandingkan tahun 2024 (38.200 ton), pemerintah daerah berupaya memaksimalkan alokasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan 31.990 petani di Pasaman Barat. Meskipun alokasi tersebut masih kurang dari usulan petani, pemerintah mendorong penggunaan pupuk organik sebagai solusi alternatif dan upaya menjaga kesuburan tanah jangka panjang.
Pemanfaatan Pupuk Organik dan Infrastruktur Pertanian
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat aktif mendorong penggunaan pupuk organik. Saat ini terdapat enam kelompok tani yang memproduksi pupuk organik di bawah binaan dinas setempat, dan pemerintah berencana untuk meningkatkan jumlah kelompok tersebut. "Penggunaan pupuk organik sangat baik bagi tanaman dan tanah," ujar Doddy San Ismail. "Pupuk organik bisa mengurangi krisis tanah dan menjaga kesuburan tanah lebih lama." Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga keberlanjutan pertanian di Pasaman Barat.
Selain mendorong penggunaan pupuk organik, pemerintah juga meningkatkan sarana dan prasarana pertanian. Upaya ini meliputi rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), pembangunan jalan usaha tani, dan bantuan alat mesin pertanian. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani di Pasaman Barat.
Komitmen pemerintah daerah terhadap sektor pertanian juga terlihat dari dukungan terhadap komoditas unggulan daerah. Komoditas utama yang dibudidayakan di Pasaman Barat antara lain jagung, kentang, ubi jalar, dan talas. Sentra-sentra produksi tanaman pangan utama berada di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman, Kinali, dan Gunung Tuleh.
Alokasi Pupuk dan Tantangan Ke Depan
Meskipun penyaluran pupuk bersubsidi hingga saat ini berjalan lancar, pemerintah daerah tetap menghadapi tantangan. Alokasi pupuk bersubsidi yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya memerlukan strategi penyaluran yang tepat sasaran dan efisien. Peningkatan produksi pupuk organik diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi dan menjaga kesuburan tanah.
Ke depannya, pemerintah Kabupaten Pasaman Barat akan terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian dengan berbagai strategi. Selain penyaluran pupuk bersubsidi dan peningkatan penggunaan pupuk organik, peningkatan infrastruktur pertanian dan dukungan terhadap komoditas unggulan daerah akan menjadi fokus utama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Pasaman Barat.
Dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik dan meningkatkan infrastruktur pertanian, diharapkan produktivitas pertanian di Pasaman Barat dapat meningkat secara berkelanjutan. Langkah-langkah ini juga akan mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kesuburan tanah dan ketahanan pangan di daerah tersebut.