Sumsel Perkuat Ketahanan Pangan, Target Produksi Beras Tembus Tiga Juta Ton
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) genjot ketahanan pangan lewat Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan target produksi beras lebih dari tiga juta ton pada 2025.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus berupaya meningkatkan ketahanan pangan daerah sebagai upaya untuk memperkuat ketangguhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program digalakkan untuk mencapai target produksi beras lebih dari tiga juta ton pada tahun 2025. Upaya ini dijalankan melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk ibu rumah tangga dan petani.
Gubernur Sumsel, Herman Deru, menyatakan bahwa penguatan ketahanan pangan merupakan kunci utama dalam membangun provinsi yang tangguh dan sejahtera. Beliau menekankan pentingnya peran GSMP yang telah berjalan beberapa tahun terakhir dan menunjukkan hasil positif. "Dengan terus memperkuat ketahanan pangan, provinsi dengan 17 kabupaten dan kota ini semakin tangguh dan sejahtera," kata Gubernur Herman Deru di Palembang, Selasa.
Salah satu strategi kunci dalam GSMP adalah mengajak ibu rumah tangga untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk kegiatan produktif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pasokan pangan dari pasar. Dengan beternak, berkebun, dan bercocok tanam di pekarangan rumah, diharapkan sebagian kebutuhan pangan keluarga dapat terpenuhi sendiri.
Gerakan Sumsel Mandiri Pangan: Menuju Sumsel yang Mandiri Pangan
Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) menjadi program andalan Pemerintah Provinsi Sumsel dalam meningkatkan ketahanan pangan. Program ini mendorong pemanfaatan lahan secara optimal, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi difokuskan pada peningkatan produktivitas lahan pertanian yang sudah ada, sementara ekstensifikasi diarahkan pada perluasan lahan pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur atau lahan tidak produktif.
Program ini juga mendorong diversifikasi pertanian, dengan mengajak masyarakat untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih beragam dan berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Sumsel juga memberikan berbagai dukungan kepada petani, seperti penyediaan bibit unggul, pupuk bersubsidi, dan pelatihan pertanian modern. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada peningkatan infrastruktur pertanian, seperti pembangunan irigasi dan jalan usaha tani. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk menunjang kelancaran proses produksi dan distribusi hasil pertanian.
Peningkatan Produksi Beras Sumsel
Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel menunjukkan peningkatan produksi beras yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, produksi beras mencapai 2,55 juta ton, meningkat menjadi 2,77 juta ton pada tahun 2022, dan mencapai 2,83 juta ton pada tahun 2023. Pada tahun 2024, produksi beras diperkirakan mencapai 2,84 juta ton.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, menyebutkan bahwa penambahan luas baku sawah (LBS) sebesar 48.880 hektare hingga tahun 2025 juga berkontribusi terhadap peningkatan produksi beras. Dengan penambahan tersebut, luas baku sawah di Sumsel mencapai 519.484 hektare.
Target produksi beras Sumsel pada tahun 2025 adalah lebih dari tiga juta ton. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat Sumsel dan bahkan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumsel dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, termasuk melalui GSMP dan peningkatan infrastruktur pertanian, menunjukkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan Sumsel yang mandiri dan sejahtera dalam hal pangan. Dengan kerja sama semua pihak, target produksi beras lebih dari tiga juta ton pada tahun 2025 diharapkan dapat tercapai.