Pasaman Barat Bidik Tambah Luas Tanam Jagung 2.000 Hektare di 2025
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, optimis menambah luas tanam jagung hingga 2.000 hektare pada tahun 2025 untuk meningkatkan produksi jagung.

Simpang Empat, 24 April 2024 - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menetapkan target ambisius untuk meningkatkan produksi jagung pada tahun 2025. Target tersebut dicapai dengan menambah luas lahan tanam jagung seluas 2.000 hektare. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan jagung di daerah dan meningkatkan perekonomian petani setempat. Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, mengungkapkan optimismenya terkait pencapaian target ini.
Berdasarkan data yang disampaikan, saat ini luas lahan tanam jagung di Pasaman Barat mencapai 43.907 hektare. Penambahan 2.000 hektare lahan tanam baru diharapkan mampu mendongkrak produksi jagung secara signifikan. Optimisme ini didasari oleh adanya lahan kelapa sawit yang sedang diremajakan (replanting) seluas ribuan hektare, lahan tersebut berpotensi untuk dialihfungsikan sebagai lahan tanam jagung.
Doddy San Ismail menambahkan bahwa selama tiga bulan pertama tahun ini (Januari-Maret), luas lahan tanam jagung telah mencapai 6.785 hektare dengan total produksi mencapai 66.678 ton. Rinciannya, Januari (3.050 hektare), Februari (2.124 hektare), dan Maret (1.611 hektare). Target produksi jagung di Pasaman Barat pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 223.236 ton yang tersebar di 11 kecamatan.
Strategi Peningkatan Produksi Jagung Pasaman Barat
Untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menyiapkan beberapa strategi. Salah satu strategi utama adalah memberikan bantuan sarana produksi pertanian kepada petani. Bantuan tersebut meliputi benih jagung berkualitas, pupuk, dan obat-obatan pertanian. Sumber dana bantuan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pupuk bersubsidi.
Selain bantuan sarana produksi, pemerintah juga akan memberdayakan penyuluh pertanian. Para penyuluh akan memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada petani mengenai teknik budidaya jagung yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola tanaman jagung sehingga menghasilkan panen yang optimal.
Doddy San Ismail menekankan pentingnya penggunaan benih jagung berkualitas. Ia mengingatkan petani untuk menghindari penggunaan benih murah yang tidak jelas asal-usulnya. Benih yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman terhadap penyakit, sehingga hasil panen pun akan lebih melimpah.
Jagung Sebagai Tanaman Alternatif
Jagung dipilih sebagai tanaman alternatif karena memiliki beberapa keunggulan. Masa panen jagung relatif singkat, hanya sekitar empat hingga enam bulan. Selain itu, harga jual jagung relatif stabil dan cukup menjanjikan bagi petani. Hal ini membuat jagung menjadi pilihan yang menarik bagi petani di Pasaman Barat.
Pasaman Barat sendiri telah dikenal sebagai salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Sumatera Barat. Dengan adanya program peningkatan produksi ini, diharapkan posisi Pasaman Barat sebagai sentra penghasil jagung dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan lagi di masa mendatang.
Dengan berbagai upaya yang telah direncanakan, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat optimis mampu mencapai target penambahan luas tanam jagung dan peningkatan produksi jagung pada tahun 2025. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat dan kesejahteraan para petani di Pasaman Barat.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, petani, dan penyuluh pertanian. Dengan sinergi yang kuat, target peningkatan produksi jagung di Pasaman Barat dapat terwujud.