Revitalisasi 24 Sekolah di Purbalingga: Program Prioritas Presiden Prabowo untuk Indonesia Emas 2045
Pemerintah, melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo, revitalisasi 24 sekolah di Purbalingga, Jawa Tengah, termasuk digitalisasi pembelajaran, demi mencetak generasi emas 2045.

Pemerintah melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) telah mengumumkan revitalisasi 24 unit sekolah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Program ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto, yang fokus pada revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran. Pelaksanaan program ini diawasi langsung oleh Tenaga Ahli Utama PCO, Ujang Komarudin, yang memantau langsung proses revitalisasi di SD Negeri 2 Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Purbalingga pada Jumat lalu.
Program revitalisasi ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi bangunan sekolah yang rusak agar siswa dapat belajar dalam lingkungan yang nyaman dan kondusif. Ujang Komarudin menekankan bahwa program ini merupakan wujud kepedulian Presiden Prabowo untuk memastikan generasi muda Indonesia siap bersaing di kancah internasional. "PHTC keempat ini, revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran, bagian dari kepedulian Bapak Presiden untuk memastikan bahwa anak didik kita siap menjadi orang-orang hebat, orang-orang kuat, orang-orang yang cerdas, dan bisa bersaing di dunia internasional," ujarnya.
Selain revitalisasi sekolah, Presiden Prabowo juga memiliki program unggulan lainnya seperti Sekolah Rakyat dan SMA Unggulan Garuda, semua demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Program-program ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti, yang menyambut baik peluncuran program ini bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Revitalisasi Sarana dan Prasarana Sekolah
Nugraheni Triastuti menjelaskan bahwa anggaran revitalisasi akan langsung ditransfer ke rekening sekolah masing-masing dan dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan masyarakat sekitar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memajukan pendidikan. "Untuk sasarannya, sebenarnya sekolah yang rusak di Indonesia ini mencapai 980 ribu, tetapi untuk tahun 2025 ini teranggarkan 10.440 (sekolah)," jelasnya. Meskipun awalnya dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), program ini kini berada di bawah naungan Kemendikdasmen.
Di Kabupaten Purbalingga sendiri, terdapat sekitar 373 sekolah yang membutuhkan revitalisasi. Program ini akan menjangkau 24 sekolah di Purbalingga pada tahun 2025. Besaran anggaran untuk setiap sekolah bervariasi, tergantung tingkat kerusakan bangunan. Sebagai contoh, SD Negeri 2 Bodaskarangjati menerima anggaran sebesar Rp1.011.120.000, sedangkan SMA Negeri Karangreja hampir mencapai Rp3 miliar.
Kepala SD Negeri 2 Bodaskarangjati, Sumeh Handari, mengungkapkan rasa syukurnya atas program revitalisasi ini. Sekolahnya mengalami kerusakan di beberapa ruangan kelas, terutama ketika musim hujan sering terjadi banjir. "Oleh karena itu, kami berencana meninggikan bangunan sekolah setinggi 50 centimeter agar tidak kebanjiran," katanya. Proses belajar mengajar tetap berjalan selama revitalisasi, dengan memanfaatkan ruangan alternatif seperti rumah warga sekitar.
Digitalisasi Pembelajaran dan Partisipasi Masyarakat
Program revitalisasi ini tidak hanya mencakup perbaikan fisik bangunan sekolah, tetapi juga mencakup digitalisasi pembelajaran. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan swakelola menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan melibatkan masyarakat, pemerintah berharap dapat meringankan beban dan mempercepat proses revitalisasi sekolah-sekolah yang rusak di seluruh Indonesia. Partisipasi ini juga diharapkan dapat membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Program ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan memperbaiki sarana dan prasarana serta meningkatkan akses teknologi, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat dan menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global di masa depan. Program ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif seluruh pihak terkait, termasuk masyarakat, sekolah, dan berbagai instansi terkait. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan program revitalisasi sekolah ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan pendidikan berkualitas untuk seluruh rakyat Indonesia. Harapannya, dengan adanya program ini, anak-anak Indonesia dapat belajar dengan nyaman dan mendapatkan akses pendidikan yang memadai untuk meraih masa depan yang cerah.