Revitalisasi Tambak Pantura Indramayu: 1.000 Hektare Lahan Siap Optimalkan Budi Daya Perikanan
Pemkab Indramayu siapkan lahan seluas 1.000 hektare untuk revitalisasi tambak di Pantura, guna optimalkan potensi perikanan dan tingkatkan kesejahteraan nelayan dengan target produksi nila salin 80 ton per tahun pada 2028.

Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berencana merevitalisasi tambak di wilayah Pantai Utara (Pantura) seluas 1.000 hektare. Program yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui optimalisasi potensi perikanan budi daya. Program ini akan fokus di tiga kecamatan: Cantigi, Pasekan, dan Losarang, dengan target operasional penuh pada pertengahan 2026 dan proyeksi menjadi pusat perikanan budi daya unggulan pada 2028.
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menjelaskan bahwa program revitalisasi ini dirancang agar tidak tumpang tindih dengan kawasan industri, mencegah konflik pemanfaatan lahan. Pemerintah daerah memastikan keterlibatan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja dan penerima manfaat, sehingga dampak ekonomi dapat dirasakan secara luas. Salah satu tantangannya adalah adaptasi masyarakat terhadap teknologi tambak modern, yang akan diatasi melalui sosialisasi intensif oleh Pemkab Indramayu dan KKP.
Target produksi nila salin mencapai 80 ton per tahun pada 2028. Menurut Bupati Lucky, revitalisasi tambak ini diharapkan menjadi solusi bagi peningkatan pendapatan dan perekonomian masyarakat pesisir. Direktur Perikanan Air Laut KKP, Tinggal Hermawan, menambahkan bahwa banyak tambak di Pantura telah tidak produktif akibat pencemaran dan penurunan kualitas lahan. Perubahan komoditas budi daya dari udang ke nila salin, yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan setempat, menjadi solusi yang ditawarkan.
Revitalisasi Tambak: Solusi Peningkatan Ekonomi Pesisir
Program revitalisasi tambak ini menargetkan peningkatan produksi perikanan dan pertumbuhan sektor lain seperti UMKM, transportasi, dan logistik. Pemilihan nila salin sebagai komoditas unggulan didasarkan pada ketahanannya terhadap kondisi lingkungan di Pantura. Dengan teknologi modern, diharapkan produktivitas tambak akan meningkat signifikan, memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat pesisir akan menjadi kunci keberhasilan program ini. Masyarakat perlu memahami manfaat jangka panjang dari teknologi modern dan perubahan komoditas budi daya. Keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap proyek sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk memastikan program ini berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Koordinasi yang baik antara Pemkab Indramayu dan KKP akan menjadi faktor penentu keberhasilan revitalisasi tambak ini.
Tantangan dan Peluang Revitalisasi Tambak Modern
Salah satu tantangan utama adalah adaptasi teknologi modern oleh para pembudidaya. Program ini membutuhkan pelatihan dan pendampingan yang intensif agar masyarakat dapat mengoperasikan dan memelihara tambak modern secara efektif. Dukungan infrastruktur juga penting, termasuk akses jalan, listrik, dan air bersih.
Namun, peluang yang ditawarkan juga sangat besar. Dengan peningkatan produktivitas dan kualitas produk perikanan, pendapatan masyarakat pesisir akan meningkat. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah secara keseluruhan, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program ini juga berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisata perikanan, menarik minat wisatawan untuk mengunjungi dan belajar tentang teknologi budidaya perikanan modern.
Kesimpulan
Revitalisasi tambak di Pantura Indramayu merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan perekonomian daerah. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, program ini berpotensi besar untuk sukses dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Indramayu.