Ribuan Ziarah ke Makam Keramat di Mataram: Puncak Lebaran Ketupat 2025
Ribuan warga Lombok berbondong-bondong ziarah ke Makam Loang Baloq dan Makam Bintaro di Mataram pada puncak Lebaran Ketupat 1446 H, menghormati para ulama penyebar agama Islam.

Mataram, 7 April 2025 - Ribuan warga dari berbagai penjuru Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memadati dua makam keramat di Kota Mataram pada puncak perayaan Lebaran Ketupat 1446 Hijriah/2025, Senin. Mereka berziarah ke Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela dan Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan. Kunjungan masif ini menandai tradisi tahunan warga Lombok dalam memperingati hari raya tersebut.
Tradisi ziarah Lebaran Ketupat telah berlangsung turun-temurun. Momentum seminggu setelah Idul Fitri ini menjadi puncak kunjungan peziarah ke makam-makam keramat, termasuk dua lokasi yang ramai dikunjungi ini. Kehadiran ribuan warga ini menunjukkan betapa pentingnya kedua makam ini dalam sejarah dan budaya masyarakat Lombok.
Penjaga Makam Loang Baloq, Mujmal, mengungkapkan jumlah peziarah yang datang melebihi 1.500 orang. Mereka datang dari berbagai penjuru Pulau Lombok, baik Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, maupun Lombok Barat, umumnya bersama keluarga. Kehadiran ribuan peziarah ini menciptakan suasana khidmat dan ramai di sekitar area makam.
Tradisi Ziarah dan Pengamanan Makam Loang Baloq
Makam Loang Baloq menyimpan sejarah penting. Makam Ulama Maulana Syekh Gaus Aburrazak, seorang ulama besar, terletak di bawah pohon beringin yang rindang. Kondisi geografis makam yang hanya memiliki satu pintu keluar masuk mengharuskan adanya pengaturan khusus untuk menjaga ketertiban para peziarah. Untuk itu, pihak pengelola dibantu oleh remaja masjid setempat dalam mengatur arus kunjungan.
Setelah berziarah, banyak peziarah yang memilih untuk bersantai dan menikmati hidangan bersama keluarga di sekitar makam. Setelah itu, mereka biasanya melanjutkan kegiatan dengan berekreasi di Pantai Loang Baloq yang indah. Suasana ini menggambarkan perpaduan antara kegiatan spiritual dan wisata religi yang menjadi daya tarik tersendiri.
Mujmal menambahkan, "Siapa pun dan dari mana saja, boleh datang berziarah, kecuali perempuan yang sedang berhalangan atau haid, kami tidak izinkan masuk," katanya. Aturan ini menunjukkan adanya norma dan adat istiadat yang dihormati dalam tradisi ziarah tersebut.
Syekh Gauz Abdurrazak, ulama asal Bagdad, Irak, berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Beliau memulai dakwahnya di Palembang sebelum akhirnya singgah di Lombok sekitar 18 abad lalu, meninggalkan jejak sejarah yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Makam Bintaro: Ziarah dari Dalam dan Luar Negeri
Makam Bintaro di Ampenan, merupakan makam Habib Husen bin Umar Al Mashur, ulama lain yang juga berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Makam ini juga tak pernah sepi dari peziarah. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, Makam Bintaro menarik peziarah tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Tingkat kunjungan di Makam Bintaro pada puncak Lebaran Ketupat juga ditargetkan mencapai 1.500 orang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedua makam ini sebagai destinasi wisata religi yang menarik minat banyak orang. Kedua makam ini hampir selalu ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan, musim haji, dan puncaknya pada Lebaran Ketupat.
Cahya Samudra menambahkan, "Dua makam keramat di Kota Mataram, hampir setiap akhir pekan selalu ramai, termasuk pada musim haji, dan puncak kunjungan terjadi saat Lebaran Ketupat," katanya. Pernyataan ini menguatkan posisi kedua makam sebagai situs religi yang penting dan ramai dikunjungi.
Kedua makam ini menjadi bukti nyata peran ulama dalam menyebarkan agama Islam di Lombok dan sekitarnya. Tradisi ziarah Lebaran Ketupat menunjukkan penghormatan dan pelestarian nilai-nilai religius yang diwariskan secara turun-temurun.