Roemah Bhineka dan PWNU Jatim Jalin Mitra, Moderasi Beragama Jadi Fokus
Komunitas lintas iman Roemah Bhineka menjalin kemitraan dengan PWNU Jatim untuk mendorong moderasi beragama dan mencegah konflik sosial di Jawa Timur.

Surabaya, 19 Februari 2024 (ANTARA) - Sebanyak 16 anggota Komunitas Lintas Iman 'Roemah Bhineka' Surabaya melakukan kunjungan ke Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk membangun kemitraan strategis dalam rangka mendorong moderasi beragama di Jawa Timur. Kunjungan ini diharapkan dapat menjadikan agama sebagai sumber kedamaian, bukan konflik sosial.
Ketua PWNU Jatim, KH Abdul Hakim Mahfudz (Kiai Kikin), menyambut baik inisiatif tersebut. Beliau menegaskan kesiapan PWNU Jatim untuk bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat dalam membangun bangsa. "Hal itu dicontohkan KHM Hasyim Asy'ari (pendiri NU) yang berupaya menjadi pemersatu. Begitu juga dengan Gus Dur yang meletakkan fondasi dasar NU untuk kerja sama yang terbuka dan bermanfaat bagi bangsa dan negara," ujar Kiai Kikin yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang.
Kunjungan tersebut diterima oleh jajaran tanfidziyah PWNU Jatim, termasuk KH Jazuli, KH Noor Shodiq, dan HM Taufik Mukti. Pimpinan kunjungan dari SAS Center, Novi Wulandari, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari PWNU Jatim. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi untuk berbagai aktivitas bermanfaat bersama NU. "NU itu rumah besar bagi semua," tambahnya.
Moderasi Beragama: Langkah Strategis Menuju Kedamaian
Novi Wulandari lebih lanjut menjelaskan bahwa kerja sama dengan NU dalam isu moderasi beragama merupakan langkah strategis. Hal ini bertujuan untuk memastikan nilai-nilai keagamaan yang diajarkan kepada masyarakat adalah nilai-nilai yang moderat, toleran, dan inklusif. NU, menurutnya, merupakan mitra yang tepat untuk mewujudkan visi menjadikan agama sebagai sumber kedamaian, bukan konflik.
Ia menambahkan bahwa pengalaman, jaringan, dan pengaruh NU dapat menjadi solusi efektif dalam menghadapi tantangan seperti radikalisme, intoleransi, dan konflik sosial. Kolaborasi ini juga akan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan menjaga keutuhan Indonesia sebagai negara yang majemuk.
Harapannya, 'Roemah Bhineka', organisasi/komunitas lainnya, dan PWNU dapat terus bekerja sama, saling membantu, dan bertukar pikiran untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang ada. Mereka juga berharap dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
Komunitas yang Terlibat dalam Kerja Sama
Kunjungan tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan komunitas lintas iman. Beberapa di antaranya adalah Iryanto Susilo, Simon Filantropa, Rahmat Musa, dan Alva Tomasoa dari 'Roemah Bhineka'. Perwakilan komunitas lain yang turut hadir antara lain Naen Soeryono (MLKI), Novi Wulandari (SAS Center), Ronny Mustamu (PIKI), Pdt. Rully Haryanto (GPIB), Boediono (JAI), Dian Jennie (Puan Hayati), Deddy Romo (Walubi), Andy Wangi (INTI Jatim), Soesiana (Bahai), Popin (PMKRI), Yuska (Yayasan Gusdurian Peduli), dan Zen (KNPI).
Kerja sama antara Roemah Bhineka dan PWNU Jatim ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antar-umat beragama dalam membangun Indonesia yang lebih damai dan toleran. Komitmen bersama untuk mempromosikan moderasi beragama menjadi kunci utama dalam mencegah konflik dan mewujudkan kerukunan antar-umat beragama.