RS UNS Sukses Lakukan Ablasi Jantung 3D Pertama di Solo Raya
Rumah Sakit UNS Surakarta berhasil melakukan prosedur ablasi jantung 3D pertama di wilayah Solo Raya, sebuah metode inovatif untuk mengatasi aritmia jantung yang menawarkan akurasi lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.

Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta menorehkan sejarah baru dalam dunia kedokteran di Solo Raya. Sabtu, 25 Februari 2023 lalu, RS UNS sukses melaksanakan prosedur ablasi jantung 3 dimensi (3D) untuk pertama kalinya. Metode ini menawarkan penanganan aritmia jantung yang lebih akurat dan efektif.
Ablasi 3D: Inovasi Penanganan Aritmia
Menurut dr. Sunu Budhi Raharjo, Presiden Pokja Aritmia Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP PERKI), ablasi 3D merupakan prosedur terapeutik inovatif. Prosedur ini menggunakan kateter yang dimasukkan melalui paha menuju jantung, tanpa perlu pembedahan. Kateter ini membantu mengidentifikasi dan menonaktifkan sumber gangguan irama jantung. 'Prinsipnya, kita matikan faktor pengganggu detak jantung,' jelasnya.
Ablasi menjadi pilihan pengobatan ketika detak jantung tidak berirama normal. Normalnya, jantung berdetak sekitar 100.000 kali sehari. Gangguan irama jantung, seperti debaran tidak teratur, rasa jantung seperti hilang, atau nyeri dada, disebabkan oleh disfungsi sinyal listrik di otot jantung. Ablasi 3D, dengan teknologi pencitraan 3D, memungkinkan identifikasi sumber gangguan ini dengan lebih presisi dibandingkan metode konvensional.
Tantangan dan Kesempatan Baru dalam Penanganan Aritmia
dr. Irnizarifka, Penanggung Jawab Tindakan Ablasi 3D Tim Medis RS UNS, menekankan pentingnya penanganan aritmia. Seringkali, kematian mendadak dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, padahal aritmia juga merupakan faktor penyebab yang signifikan. 'Banyak kasus aritmia yang belum terdeteksi, sehingga pasien tiba-tiba mengalami stroke. Dengan skrining dini, diharapkan kasus seperti ini dapat dicegah,' imbuhnya. Pokja Aritmia pun memiliki program skrining untuk mendeteksi gangguan irama jantung sedini mungkin.
Akses Perawatan yang Lebih Baik
Direktur RS UNS, dr. Pamudji Utomo, menyampaikan bahwa layanan ablasi jantung di RS UNS dapat diakses oleh pasien dengan berbagai metode pembayaran, termasuk mandiri, asuransi swasta, dan BPJS Kesehatan. Ia juga menambahkan bahwa RS UNS terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan, meskipun masih berstatus tipe C, namun pelayanannya setara dengan rumah sakit tipe B.
Kesimpulan
Keberhasilan RS UNS dalam melakukan ablasi jantung 3D pertama di Solo Raya menandai kemajuan signifikan dalam perawatan aritmia jantung di wilayah tersebut. Metode ini menawarkan akurasi dan efektivitas yang lebih tinggi, serta membuka akses perawatan yang lebih baik bagi masyarakat. Langkah ini juga mendorong peningkatan kewaspadaan terhadap risiko aritmia dan pentingnya skrining dini untuk pencegahan.