RSUP Papua Barat Berupaya Naik Tipe: Target 2026-2027
RSUP Papua Barat berupaya meningkatkan statusnya dari tipe C ke tipe B pada 2026-2027, dengan menambah fasilitas, dokter spesialis, dan layanan untuk menjadi rumah sakit rujukan di Papua Barat.
![RSUP Papua Barat Berupaya Naik Tipe: Target 2026-2027](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000119.995-rsup-papua-barat-berupaya-naik-tipe-target-2026-2027-1.jpg)
Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat tengah berjuang meningkatkan statusnya dari tipe C menjadi tipe B. Targetnya? Menjadi rumah sakit rujukan utama bagi tujuh kabupaten di wilayah Papua Barat. Upaya ini, menurut Direktur RSUP Papua Barat, dr. Arnold Tiniap, dilakukan secara bertahap dan membutuhkan peningkatan signifikan dalam sarana prasarana dan sumber daya manusia.
Persiapan Menuju Tipe B
Dalam wawancara Senin lalu di Manokwari, dr. Arnold Tiniap menjelaskan rencana strategis RSUP Papua Barat untuk mencapai status tipe B pada tahun 2026 atau 2027. Prosesnya meliputi penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana, serta perekrutan tambahan dokter spesialis dan subspesialis. "Sesuai dengan rencana strategis, kami target pada 2026 atau 2027 naik status. Sekarang kami sementara lengkapi sarana prasarana dan tenaga dokter spesialis dan sub spesialis," kata dr. Tiniap.
Salah satu syarat utama peningkatan status adalah jumlah tempat tidur pasien. RSUP Papua Barat membutuhkan minimal 200 tempat tidur yang tersebar di seluruh unit layanan. Saat ini, rumah sakit tersebut baru mengoperasikan 120 tempat tidur. Selain itu, ketersediaan dokter subspesialis dan tenaga medis lainnya juga menjadi faktor penentu. Layanan spesialis dasar, seperti penyakit dalam, bedah, anak, jantung, saraf, dan kejiwaan, harus terpenuhi.
Kekurangan Tenaga Medis dan Layanan
Rumah sakit juga menghadapi tantangan dalam hal jumlah dokter spesialis. Dr. Tiniap mengungkapkan kebutuhan akan tambahan layanan spesialis, termasuk fisioterapi, penyakit kulit dan kelamin, serta patologi anatomi. Saat ini, pemeriksaan patologi anatomi masih dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan layanan medis di Papua Barat yang perlu segera diatasi.
Estimasi kebutuhan tenaga medis cukup besar. RSUP Papua Barat memperkirakan membutuhkan sekitar 40 dokter spesialis dan subspesialis untuk mengoptimalkan setiap layanan kesehatan setelah beralih status menjadi tipe B. "Jumlah dokter umum RSUP Papua Barat saat ini 14 orang, dan 15 dokter spesialis. Jadi, masih kurang banyak karena satu layanan butuh dua sampai tiga dokter," ujar dr. Tiniap.
Langkah-langkah Strategis
Untuk mencapai target tersebut, RSUP Papua Barat telah dan akan terus melakukan beberapa langkah strategis. Peningkatan sarana dan prasarana menjadi prioritas utama. Selain itu, perekrutan dokter spesialis dan subspesialis juga akan terus dilakukan secara bertahap. Rumah sakit juga akan berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Papua Barat.
Peningkatan status menjadi tipe B bukan hanya sekadar peningkatan status administratif, tetapi juga merupakan komitmen RSUP Papua Barat untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat Papua Barat. Dengan peningkatan kapasitas dan kualitas layanan, diharapkan RSUP Papua Barat dapat menjadi rujukan utama untuk berbagai penyakit dan kondisi medis yang kompleks.
Keberhasilan upaya ini akan berdampak positif bagi akses dan kualitas layanan kesehatan di Papua Barat. Dengan tersedianya layanan kesehatan yang lebih lengkap dan memadai, masyarakat akan mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik dan lebih mudah diakses.
Kesimpulan
Upaya RSUP Papua Barat untuk meningkatkan statusnya menjadi tipe B merupakan langkah penting dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di wilayah tersebut. Dengan komitmen dan strategi yang tepat, target peningkatan status pada tahun 2026 atau 2027 diharapkan dapat tercapai, sehingga masyarakat Papua Barat dapat menikmati layanan kesehatan yang lebih baik dan komprehensif.