Rupiah Menguat: Harapan Kesepakatan Tarif Baru AS-Asia Picu Penguatan Kurs
Nilai tukar rupiah menguat signifikan seiring harapan kesepakatan baru antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia terkait tarif perdagangan, mengurangi kekhawatiran manipulasi mata uang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada perdagangan Kamis (15/5) di tengah harapan adanya kesepakatan baru terkait tarif perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Asia. Penguatan ini menunjukkan optimisme pasar terhadap potensi penurunan ketegangan perdagangan regional.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah dan mata uang Asia lainnya didorong oleh ekspektasi kesepakatan baru antara AS dengan Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang. Hal ini mengurangi kekhawatiran AS terhadap manipulasi mata uang oleh negara-negara tersebut.
Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung selama beberapa waktu, khususnya terkait tarif impor yang tinggi yang diberlakukan AS terhadap beberapa komoditas dari negara-negara Asia. Pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia cukup signifikan, mengingat AS merupakan salah satu mitra dagang penting.
Negosiasi Tarif dan Upaya Diplomasi
Jepang, misalnya, dilaporkan telah mengajukan kerja sama dalam pembuatan kapal sebagai bagian dari negosiasi perdagangan dengan AS. Usulan ini bertujuan untuk mengurangi tarif impor sebesar 25 persen untuk ekspor mobil dan 24 persen untuk barang lainnya yang diberlakukan AS.
Sementara itu, Korea Selatan menghadapi situasi serius akibat tarif yang diberlakukan AS. Pemerintah Korsel menyatakan akan melanjutkan negosiasi dengan AS secara tertib. Negosiasi ini merupakan kelanjutan dari penerapan tarif 25 persen oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang kemudian diturunkan menjadi 10 persen selama 90 hari hingga 8 Juli 2025.
Taiwan juga menghadapi situasi serupa. AS sebelumnya memberlakukan tarif 32 persen, yang kemudian diturunkan menjadi 10 persen selama 90 hari. Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menyatakan negaranya tidak akan membalas dengan tarif serupa dan akan meningkatkan impor dari AS, serta meningkatkan investasi di AS untuk mengurangi defisit perdagangan AS.
AS dan Isu Manipulasi Mata Uang
Lukman Leong menambahkan bahwa salah satu tujuan AS dalam negosiasi ini adalah untuk mengurangi keuntungan dari manipulasi mata uang. AS seringkali menuduh negara-negara dengan surplus perdagangan besar sebagai manipulator mata uang.
Dengan penguatan kurs negara-negara Asia, AS berharap dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh dari praktik tersebut. Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong dalam negosiasi tarif perdagangan yang sedang berlangsung.
Penguatan nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Kamis mencapai 33 poin atau 0,20 persen, menjadi Rp16.529 per dolar AS. Kurs JISDOR Bank Indonesia juga menguat ke level Rp16.535 per dolar AS.
Kesimpulan
Penguatan rupiah menunjukkan optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan baru antara AS dan negara-negara Asia terkait tarif perdagangan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan perdagangan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Negosiasi yang sedang berlangsung menjadi faktor kunci dalam menentukan arah nilai tukar rupiah ke depannya.