RUPST BTN: Perombakan Total Komisaris, Dirut dan Wadirut Tetap
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (BTN) menghasilkan perombakan total jajaran komisaris, sementara Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama tetap.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang digelar di Menara BTN, Jakarta, Rabu (26/3), telah memutuskan perubahan susunan pengurus perseroan. Perubahan ini meliputi perombakan total jajaran komisaris, sementara Direktur Utama, Nixon L.P. Napitupulu, dan Wakil Direktur Utama, Oni Febriarto Rahardjo, tetap mempertahankan posisinya. Keputusan ini diambil meskipun masa jabatan keduanya belum berakhir, setelah keduanya diamanahkan sejak RUPST 16 Maret 2023 dan efektif sejak 7 Juni 2023.
Meskipun posisi puncak manajemen tetap, beberapa perubahan terjadi di jajaran direksi lainnya. Salah satu contohnya adalah pergantian Direktur Operations & Customer Experience. Hakim Putratama, yang sebelumnya menjabat posisi tersebut, digantikan oleh I Nyoman Sugiri Yasa. Perpindahan Hakim ke BRI sebagai Direktur Operations telah diumumkan sebelumnya dalam RUPST BRI pada Senin (24/3).
Perubahan signifikan terjadi pada dewan komisaris. Susunan dewan komisaris dirombak dan dirampingkan. Chandra M. Hamzah digantikan oleh Suryo Utomo sebagai Komisaris Utama/Independen, sementara Iqbal Latanro digantikan oleh Dwi Ary Purnomo sebagai Wakil Komisaris Utama/Independen. Beberapa nama baru juga masuk dalam jajaran komisaris, termasuk Fahri Hamzah sebagai Komisaris, dan Ida Nuryanti, Pieta Machreza Paloh, serta Panangian Simanungkalit sebagai Komisaris Independen.
Perubahan Signifikan di Jajaran Komisaris
Perombakan total pada jajaran komisaris BTN menandai babak baru dalam kepemimpinan bank tersebut. Suryo Utomo, sebagai Komisaris Utama yang baru, diharapkan dapat membawa arahan strategis yang segar bagi perusahaan. Pengangkatan komisaris independen baru juga menunjukkan komitmen BTN terhadap tata kelola perusahaan yang baik dan transparan. Perubahan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk melihat dampaknya terhadap kinerja BTN ke depannya.
Dengan hadirnya komisaris baru yang memiliki latar belakang dan pengalaman berbeda, diharapkan akan terjadi sinergi yang positif dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Kompetensi dan integritas para komisaris baru ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengawasi kinerja direksi dan memastikan tercapainya tujuan perusahaan.
Pengurangan jumlah komisaris juga bisa diinterpretasikan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Struktur yang lebih ramping diharapkan dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan responsivitas terhadap perubahan pasar.
Agenda RUPST BTN Lainnya
Selain perubahan susunan pengurus, RUPST BTN juga membahas beberapa agenda penting lainnya. Salah satunya adalah persetujuan pembagian dividen senilai Rp751,83 miliar atau setara dengan Rp53,57 per lembar saham. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan BTN yang masih cukup baik meskipun mengalami penurunan laba bersih.
RUPST juga membahas rencana spin-off unit usaha syariah (UUS) dan akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Kedua rencana ini menunjukkan strategi BTN untuk memperluas jangkauan bisnis dan meningkatkan daya saing di sektor perbankan syariah. Ekspansi ke sektor ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar BTN.
BTN mencatat laba bersih sebesar Rp3 triliun pada akhir 2024, mengalami penurunan sekitar 14 persen dibandingkan dengan laba bersih 2023 yang mencapai Rp3,5 triliun. Meskipun demikian, BTN menunjukan kinerja positif dari sisi intermediasi dengan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun sepanjang 2024, tumbuh 7,3 persen secara tahunan. Dari sisi penghimpunan simpanan, dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 9,1 persen secara tahunan menjadi Rp381,67 triliun. BTN optimis aset perseroan dapat mencapai Rp500 triliun pada tahun ini, ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK yang solid.
Penutup
RUPST BTN 2025 menandai perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan bank tersebut. Perombakan total komisaris, di tengah keberlanjutan kepemimpinan direksi utama, menunjukkan strategi adaptasi dan transformasi yang dilakukan BTN untuk menghadapi tantangan di masa depan. Keberhasilan strategi ini akan bergantung pada sinergi antara direksi dan komisaris yang baru, serta implementasi rencana strategis yang telah ditetapkan.