Sampah di Aceh Selatan Meningkat Selama Ramadhan: Naik Hingga 5 Persen!
Volume sampah di Aceh Selatan meningkat 2-5 persen selama Ramadhan 2025, didominasi sampah organik dari rumah tangga dan pedagang, namun Pemkab Aceh Selatan berupaya mengurangi volume sampah dengan program pemilahan sampah.

Banda Aceh, 7 Maret 2025 - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan melaporkan peningkatan volume sampah harian selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi. Peningkatan ini mencapai angka 2 hingga 5 persen dibandingkan hari biasa, sebuah tren tahunan yang terjadi setiap Ramadhan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan, Teuku Masrizar, menjelaskan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas masyarakat selama bulan puasa. Volume sampah yang biasanya mencapai 95,75 ton per hari, kini meningkat signifikan. "Ada peningkatan produksi sampah masyarakat selama bulan puasa dan ini biasa terjadi setiap tahunnya. Peningkatan di kisaran dua hingga lima persen," ujar Teuku Masrizar saat dihubungi dari Banda Aceh.
Lebih lanjut, Teuku Masrizar memaparkan jenis sampah yang mendominasi selama Ramadhan. Sebagian besar merupakan sampah organik dari rumah tangga, seperti sisa makanan, dan dari pedagang, seperti batok kelapa muda dan ampas tebu. Menariknya, sampah dari perkantoran, baik pemerintahan maupun swasta, relatif stabil dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Penanganan Sampah Selama Ramadhan di Aceh Selatan
Untuk mengatasi peningkatan volume sampah ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan melakukan beberapa langkah strategis. Waktu pengutipan sampah dipercepat. Jika biasanya pengutipan dilakukan pukul 08.00 hingga 09.00 WIB, selama Ramadhan pengutipan dilakukan lebih awal untuk mengakomodasi petugas yang berpuasa. Selain itu, jumlah armada juga ditingkatkan.
Teuku Masrizar menjelaskan, "Untuk armada, kami mengerahkan 11 truk sampah, dua truk pengangkut kontainer sampah, serta 11 becak sampah yang menangani persampahan di kampung-kampung." Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh sampah dapat diangkut dan diproses dengan efisien, meskipun terjadi peningkatan volume sampah.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa sebagian besar sampah yang dihasilkan selama Ramadhan merupakan sampah organik yang mudah terurai. "Sebagian besar sampah selama bulan puasa ini sampah organik. Sampah organik ini mudah terurai dan umumnya digunakan sebagai bahan baku kompos atau pupuk alami. Kompos memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," tambahnya.
Upaya Pengurangan Sampah dan Pemanfaatan Sampah Organik
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan secara aktif berupaya mengurangi volume sampah. Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan mengajak masyarakat untuk memilah sampah organik dan non-organik. Hal ini dinilai penting untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Teuku Masrizar menekankan pentingnya pemilahan sampah. "Pemkab Aceh Selatan, kata dia, terus berupaya mengurangi volume sampah masyarakat. Caranya dengan terus mengajak masyarakat memilah sampah organik dan nonorganik. Sampah nonorganik seperti plastik, kardus, dan lainnya bisa dijual untuk diolah kembali." Dengan memilah sampah, sampah non-organik seperti plastik dan kardus dapat dijual kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut, ia menambahkan, "Banyak keuntungan memilah sampah. Jadi, sampah rumah tangga tersebut masih memiliki nilai ekonomis apabila dipilah. Dengan pemilihan ini, selain mengurangi volume sampah, juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat." Program ini diharapkan dapat mengurangi beban TPA dan sekaligus memberdayakan masyarakat secara ekonomi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan volume sampah di Aceh Selatan dapat dikelola dengan lebih baik, bahkan di tengah peningkatan volume sampah selama bulan Ramadhan. Pemanfaatan sampah organik sebagai kompos juga menjadi solusi yang ramah lingkungan dan berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.