Bangka Selatan Terapkan Sistem Piket Antisipasi Lonjakan Sampah Selama Ramadhan
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memberlakukan sistem piket dan menambah armada pengangkut sampah untuk mengatasi peningkatan volume sampah hingga 15 persen selama Ramadhan 1446 H.

Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menghadapi tantangan peningkatan volume sampah selama bulan Ramadhan 1446 H. Untuk mengatasinya, pemerintah setempat menerapkan strategi khusus berupa sistem piket dan penambahan armada pengangkut sampah. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengelolaan sampah tetap optimal meskipun terjadi lonjakan signifikan.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangka Selatan, Gito, menjelaskan kebijakan ini dalam keterangannya di Toboali, Jumat (7/3). Ia menyatakan, "Kita berlakukan sistem piket dan menyiapkan armada khusus untuk mengatasi volume sampah selama Ramadhan." Langkah ini diambil sebagai respon langsung terhadap peningkatan volume sampah yang diperkirakan mencapai 10 hingga 15 persen dibandingkan hari biasa.
Sistem piket ini melibatkan petugas kebersihan yang bekerja secara bergantian untuk memastikan pengangkutan sampah berjalan lancar dan efisien. Penambahan armada juga bertujuan untuk mempercepat proses pengangkutan dan mencegah penumpukan sampah di berbagai titik.
Antisipasi Lonjakan Sampah Selama Ramadhan di Bangka Selatan
Lonjakan volume sampah selama Ramadhan di Bangka Selatan mencapai angka yang cukup signifikan, yaitu peningkatan 10 hingga 15 persen per hari. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat selama bulan suci. Gito menyebutkan, "Pada bulan suci Ramadhan ini volume sampah meningkat 10 persen hingga 15 persen per hari jika dibandingkan dengan hari biasanya." Kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas pengelolaan sampah agar tetap terkendali.
Sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), petugas melakukan pemilihan sampah untuk didaur ulang. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan memilah sampah, diharapkan volume sampah yang berakhir di TPA dapat berkurang, sekaligus meningkatkan potensi daur ulang.
Pada hari biasa, produksi sampah di Bangka Selatan mencapai sekitar 40 ton per hari. Pengangkutan sampah ini melibatkan 10 truk sampah, dua mobil Satgas, dan satu kendaraan roda tiga. Dengan adanya peningkatan volume sampah, armada yang ada perlu dioptimalkan melalui sistem piket untuk memastikan semua sampah dapat terangkut dengan baik dan tepat waktu.
Titik Rawan Penumpukan Sampah
Peningkatan produksi sampah terkonsentrasi di beberapa titik, antara lain Pasar Terminal, Pasar Toboali, Jalan Jendral Sudirman, Alun-alun, dan rute perumnas UPTB menuju Desa Gadung. Jenis sampah yang ditemukan beragam, mulai dari sampah organik sisa makanan, batok kelapa muda, hingga sampah plastik dan jenis sampah lainnya. "Sampah ini terdiri dari sampah organik sisa makanan, batok kelapa muda, plastik dan jenis sampah lainnya," ujar Gito.
Pemerintah daerah menyadari bahwa produksi sampah akan terus meningkat hingga Lebaran Idul Fitri karena diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi makanan kemasan. Oleh karena itu, imbauan kepada masyarakat untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik dan beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan terus digalakkan. "Kita mengimbau masyarakat untuk meminimalisasi penggunaan sampah plastik dan beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan," pesan Gito.
Langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan ini menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah selama Ramadhan. Dengan sistem piket dan penambahan armada, diharapkan penumpukan sampah dapat dihindari dan lingkungan tetap bersih dan sehat selama bulan suci.
Selain itu, upaya edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi sampah plastik juga penting untuk keberlanjutan pengelolaan sampah di Bangka Selatan. Partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun.