Satpam Rusunawa Cakung Cabuli Anak di Lift, Terancam 15 Tahun Penjara
Seorang satpam di Rusunawa Cakung, Jakarta Timur, ditangkap polisi karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di dalam lift; pelaku terancam hukuman 15 tahun penjara.

Seorang petugas keamanan di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cakung, Jakarta Timur, ditangkap polisi karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak perempuan berusia 7 tahun. Peristiwa ini terjadi di dalam lift Rusunawa tersebut pada Selasa, 25 Februari 2024. Pelaku, berinisial BF alias A (35), kini terancam hukuman 15 tahun penjara dan denda 5 miliar rupiah atas perbuatannya.
Korban, yang berinisial ZPH, sedang menuju lantai 22 Rusunawa ketika kejadian nahas tersebut terjadi. Saat berada di dalam lift bersama pelaku, BF alias A melakukan pencabulan dengan meraba dan mencium korban. Modus pelaku adalah memanfaatkan situasi di dalam lift yang tertutup dan sepi.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly, membenarkan penangkapan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelaku merupakan satpam di Rusunawa Cakung dan telah mengakui perbuatannya. Bukti rekaman CCTV di dalam lift menjadi kunci penting dalam pengungkapan kasus ini. Rekaman tersebut menunjukkan secara jelas aksi pelecehan yang dilakukan oleh BF alias A terhadap korban.
Pencabulan di Dalam Lift
Menurut keterangan polisi, BF alias A melakukan pencabulan di dalam lift saat bersama korban. Saat naik dari lantai dasar menuju lantai 22, pelaku meraba dan mencium korban. Pelaku bahkan mengatakan kepada korban, "kamu cantik." Korban berhasil melepaskan diri di lantai 22 dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada orang tuanya.
Orang tua korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur. Polisi langsung bergerak cepat dan menangkap pelaku. Selain rekaman CCTV, polisi juga mengamankan barang bukti berupa pakaian korban dan pelaku yang digunakan saat kejadian.
Atas perbuatannya, BF alias A dijerat dengan Pasal 76E juncto Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Ancaman hukuman yang menanti pelaku cukup berat, yaitu 15 tahun penjara dan denda 5 miliar rupiah.
Imbauan Kepada Orang Tua
Kapolres Nicolas Ary Lilipaly juga memberikan imbauan kepada para orang tua agar lebih waspada terhadap potensi ancaman predator anak. "Dari kasus-kasus yang ada, terlihat bahwa kasus percabulan itu adalah orang-orang yang saling kenal, orang-orang yang terdekat. Predator-predator itu berada di sekeliling kita," ujar Nicolas.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama di lingkungan sekitar. Perlu adanya peningkatan kewaspadaan dan kerja sama antara orang tua, pihak keamanan, dan lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
Polisi juga mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk melaporkan setiap kasus pelecehan seksual kepada pihak berwajib. Kerja sama dan kepedulian bersama sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak-anak dari kejahatan seksual.
Berikut poin-poin penting dalam kasus ini:
- Pelaku merupakan satpam Rusunawa Cakung.
- Korban adalah anak perempuan berusia 7 tahun.
- Kejadian terjadi di dalam lift Rusunawa.
- Pelaku dijerat Pasal 76E juncto Pasal 82 UU No. 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
- Pelaku terancam hukuman 15 tahun penjara dan denda 5 miliar rupiah.
Kasus ini menjadi sorotan dan menimbulkan keprihatinan publik atas maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari kejahatan seksual.