SCG Tawar Rp100 Miliar Kelola Sampah TPAS Sarimukti, Jabar Berpotensi Untung
PT Siam Cement Group (SCG) menawarkan kerjasama pengelolaan sampah di TPAS Sarimukti senilai Rp100 miliar, mengubah sampah menjadi RDF untuk bahan bakar semen rendah emisi, berpotensi mengurangi sampah dan memperpanjang usia TPAS Sarimukti.

Bandung, 18 Februari 2024 - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menerima tawaran menarik dari PT Siam Cement Group (SCG), perusahaan semen terkemuka. SCG menawarkan kerja sama pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat. Tawaran ini diungkapkan langsung oleh SCG dalam audiensi pada Senin, 17 Februari 2024.
Kerja Sama Pengolahan Sampah Menjadi RDF
Dalam audiensi tersebut, SCG menyampaikan keinginan untuk mengolah sampah di TPAS Sarimukti menjadi Refused Derived Fuel (RDF). RDF sendiri merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah terolah, dan SCG berencana menggunakannya dalam produksi semen rendah emisi pada tahun 2050. Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, menjelaskan bahwa SCG membutuhkan sekitar 600 ton RDF per hari, dan TPAS Sarimukti dinilai sebagai sumber potensial.
Saat ini, TPAS Sarimukti memproses sekitar 1.300 ton sampah per hari. Dengan kerja sama ini, diharapkan sekitar 500 ton sampah dapat diolah menjadi 200 ton RDF. SCG menawarkan investasi sekitar Rp100 miliar untuk proyek pengelolaan sampah ini.
Potensi Keuntungan dan Perpanjangan Usia TPAS Sarimukti
Herman Suryatman menyatakan akan melaporkan tawaran ini kepada Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, dan Gubernur Jabar terpilih, Dedi Mulyadi. Jika mendapat persetujuan, proses selanjutnya akan mengikuti mekanisme pengadaan barang dan jasa. Ia berharap kerja sama ini dapat terwujud karena akan mengurangi jumlah sampah di TPAS Sarimukti dan memperpanjang masa operasionalnya.
TPAS Regional Legoknangka di Kabupaten Bandung diperkirakan baru beroperasi pada tahun 2028-2029. Dengan teknologi RDF, diharapkan TPAS Sarimukti masih dapat berfungsi optimal hingga TPAS Regional Legoknangka beroperasi. "Kalau tidak pakai treatment, ini kan berat. Mudah-mudahan dengan teknologi RDF, sampahnya paling tidak bisa berkurang," ujar Herman.
Pembagian Keuntungan dan Langkah Selanjutnya
Mengenai pembagian keuntungan, Herman menjelaskan bahwa hal tersebut belum dibahas secara rinci. Namun, Pemprov Jabar akan berupaya agar Jawa Barat mendapatkan manfaat yang signifikan, yang dapat digunakan untuk berbagai program pembangunan daerah. "Belum dibahas. Tapi nanti kami juga inginkan apakah mungkin ada sewanya, atau bagi hasil. Apapun itu, nanti kita lihat sesuai dengan ketentuan. Tapi yang jelas ada benefit, ada profit untuk warga Jawa Barat," tuturnya.
Tawaran SCG ini menjadi angin segar bagi Pemprov Jabar dalam mengatasi masalah sampah. Dengan teknologi RDF, pengelolaan sampah di TPAS Sarimukti diharapkan lebih efisien dan berkelanjutan, sekaligus memberikan keuntungan ekonomi bagi daerah.