Semarang Perbanyak TPS3R untuk Kurangi Beban Sampah di TPA Jatibarang
Pemkot Semarang gencar menambah tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang dan menciptakan kota yang lebih bersih.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tengah gencar memperbanyak jumlah tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) di berbagai wilayah permukiman. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang dan mewujudkan Semarang yang lebih bersih. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, meninjau langsung pengolahan sampah di TPS3R Pedalangan, Banyumanik, pada Senin, 07 April 2024, sebagai bentuk dukungan terhadap program ini. Ia berharap, program ini dapat diteladani oleh masyarakat luas sehingga Semarang dapat terbebas dari masalah sampah.
Saat ini, Kota Semarang telah memiliki 23 titik pengolahan sampah. Rinciannya meliputi 18 TPS3R berbasis masyarakat, dua TPS3R yang dikelola langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, dan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) skala kota, yaitu TPST Undip, TPST Unnes, dan TPST BSB. Ke depannya, Pemkot Semarang berencana untuk menambah jumlah titik pengolahan sampah sebagai solusi jangka panjang guna mengurangi beban TPA Jatibarang.
Dengan memanfaatkan dana sebesar Rp25 juta per RT per tahun, program gotong royong untuk pengelolaan sampah diharapkan dapat diperluas. TPS3R Pedalangan, yang telah menunjukkan hasil yang baik, akan dijadikan contoh bagi wilayah lain dalam mengelola sampah secara mandiri. Wali Kota Agustina menekankan pentingnya edukasi dan pembelajaran dari keberhasilan TPS3R Pedalangan kepada wilayah lainnya.
Pengolahan Sampah di TPS3R Pedalangan: Sebuah Contoh Sukses
TPS3R Pedalangan telah berhasil menerapkan sistem pemilahan sampah organik dan anorganik secara efektif. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang digunakan langsung oleh warga sekitar, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan kertas dikumpulkan dan dijual kembali kepada pengepul. Sistem ini terbukti mampu mengurangi volume sampah secara signifikan.
Fasilitas di TPS3R Pedalangan juga cukup lengkap, termasuk mesin pres untuk mengurangi volume sampah anorganik dan fasilitas pengomposan dengan mesin perajang dan pengayak pupuk. Dari total sampah 6 meter kubik per hari, sekitar 4 meter kubik berhasil dikurangi berkat sistem pengelolaan yang terintegrasi ini. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dapat memberikan dampak yang besar.
Wali Kota Semarang sangat mengapresiasi sistem pengelolaan sampah yang diterapkan di TPS3R Pedalangan. "Yang di sini itu harus kami minta nantinya untuk bisa mengedukasi lingkungan yang lain," ujar Agustina. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Semarang untuk menyebarluaskan praktik baik pengelolaan sampah ke seluruh wilayah kota.
Peran Bank Sampah Sakura Pedalangan
Selain TPS3R, Wali Kota Semarang juga meninjau Bank Sampah Sakura Pedalangan. Sri Mulyana, pengurus Bank Sampah Sakura sekaligus tokoh ProKlim RW 3 Kelurahan Pedalangan, menyambut positif kunjungan tersebut. Ia berharap, kunjungan ini akan meningkatkan dukungan masyarakat terhadap program pemilahan dan pengelolaan sampah melalui bank sampah.
Sri Mulyana juga menyampaikan bahwa Bank Sampah Sakura, yang telah beroperasi sejak 2019, masih membutuhkan penguatan kapasitas dan bantuan sarana untuk meningkatkan kinerja dan jangkauannya. "Kami membutuhkan 'capacity building' dan bantuan sarana yang diperlukan untuk mendorong semakin majunya Bank Sampah sebagai bagian dari pengelolaan sampah di wilayah," katanya. Pernyataan ini menunjukkan perlunya dukungan berkelanjutan dari pemerintah untuk keberlangsungan program pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.
Program ini menunjukkan komitmen Pemkot Semarang dalam mengurangi timbunan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan adanya peningkatan jumlah TPS3R dan dukungan terhadap bank sampah, diharapkan pengelolaan sampah di Kota Semarang akan semakin efektif dan berkelanjutan.
Keberhasilan TPS3R Pedalangan dan Bank Sampah Sakura menjadi contoh nyata bagaimana partisipasi masyarakat dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.