Seniman Papua Ciptakan Karya Seni Kopi Unik di Atas Kulit Kayu
Nancy Imelda Nahuway, seniman asal Wamena, Papua Pegunungan, menciptakan karya seni lukis kopi yang unik dengan media kulit kayu, memadukan tradisi dan modernitas untuk menghidupkan ekonomi kreatif daerah.

Seorang wanita berkacamata dengan telaten menempelkan bubuk kopi ke atas lembaran kulit kayu menggunakan lem, mengikuti garis-garis yang telah ia gambar sebelumnya. Di rumahnya yang disulap menjadi studio mini di Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada 10 Maret, Nancy Imelda Nahuway (36) tengah menciptakan mahakaryanya.
Bagi Nancy, wanita asli Wamena ini, kopi bukan sekadar komoditas. Kopi adalah “emas hijau” yang tak ternilai harganya, sebuah anugerah alam yang kaya aroma dan cita rasa. Hal ini juga dirasakan oleh masyarakat setempat yang bangga dengan kopi Wamena dan Bintang Mountains yang terkenal secara internasional.
Namun bagi Nancy, kopi lebih dari sekadar minuman. Di tangannya, biji kopi yang sederhana berubah menjadi media seni yang kuat dan magis, mengubah permukaan biasa menjadi karya seni yang menakjubkan. “Karena kopi hanya menghasilkan satu warna, yaitu cokelat, maka seniman harus berimprovisasi dan secara kreatif mencampurnya dengan bahan lain,” ujarnya dalam wawancara dengan ANTARA.
Teknik Unik Mengolah ‘Emas Hijau’
ANTARA berkesempatan menyaksikan Nancy menciptakan lukisan berjudul ‘Mama dan Noken’. Lukisan ini menggambarkan seorang wanita lokal dengan pakaian adat lengkap dengan noken (tas tradisional Papua) yang ia jinjing di atas kepala, sambil memegang biji kopi di telapak tangannya.
Nancy menggunakan teknik mixed media, yang sering digunakan untuk membuat lukisan, kolase, ilustrasi, dan potret. Lukisan ini menggabungkan cat akrilik, lem, dan kulit kayu. Kulit kayu yang ia gunakan berasal dari Jayapura, Papua, yang dikenal sebagai khombouw oleh masyarakat Sentani. Penggunaan kulit kayu ini merupakan bagian dari tradisi kerajinan turun-temurun.
Melukis dengan kopi di atas permukaan konvensional memang umum, tetapi menggunakan kulit kayu sebagai kanvas untuk menciptakan gambar yang rumit merupakan hal yang unik. Selain ‘Mama dan Noken’, Nancy telah menyelesaikan setidaknya 10 karya lain yang dipajang rapi di studio rumahnya di sebuah gang di Wamena.
Bakat seninya ia warisi dari ayahnya, seorang pelukis keturunan Maluku. Membuat lukisan kopi di atas khombouw membutuhkan waktu satu bulan. Nancy sering menyesuaikan warna cokelat bubuk kopi untuk mencapai efek yang diinginkan.
Apresiasi dan Dukungan Pemerintah
Karya-karya Nancy mendapat pujian, tidak hanya dari pengunjung studionya, tetapi juga dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Papua Pegunungan, Velix Wanggai. “Luar biasa,” komentar singkat Wanggai yang terkesan dengan proses pembuatan dan hasil karya Nancy.
Nancy membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan kemampuannya. Wanggai pun setuju dan menekankan bahwa bakat langka Nancy layak mendapat dukungan khusus pemerintah. Meskipun masih baru, pemerintah Provinsi Papua Pegunungan berkomitmen untuk mendukung Nancy dan seniman lokal lainnya.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan Kabupaten Jayawijaya perlu mendukung Nancy agar kreativitasnya berkelanjutan. Usaha kreatif seperti milik Nancy dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif daerah dan Papua secara keseluruhan. Promosi karya-karya Nancy dan seniman Papua lainnya dapat menarik wisatawan domestik dan internasional, sehingga meningkatkan perekonomian lokal.
Kreativitas dan Ekonomi Kreatif
Herwin Meiliantina Wanggai, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Papua Pegunungan, menekankan pentingnya menciptakan kesempatan bagi lebih banyak individu berbakat seperti Nancy untuk muncul di provinsi tersebut. Keahlian Nancy dapat berperan penting dalam melestarikan dan mempromosikan budaya lokal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui pertumbuhan ekonomi kreatif.
Nancy menjadi teladan bagi seniman perempuan di Papua Pegunungan. Ia kini sedang mempersiapkan diri untuk memamerkan lukisannya di Festival Budaya Lembah Baliem tahun ini (7-10 Agustus), berharap dapat menjualnya kepada pengunjung domestik dan internasional.