Lukisan Kulit Kayu Sentani: Warisan Budaya Papua Bernilai Ekonomi Tinggi
Lukisan kulit kayu khas Sentani Timur, Papua, bukan hanya memiliki nilai seni tinggi, tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat dan menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
![Lukisan Kulit Kayu Sentani: Warisan Budaya Papua Bernilai Ekonomi Tinggi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/000033.683-lukisan-kulit-kayu-sentani-warisan-budaya-papua-bernilai-ekonomi-tinggi-1.jpg)
Jayapura, 5 Februari 2024 - Lukisan kulit kayu khas Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, tengah menjadi sorotan. Bukan hanya sebagai warisan budaya, seni lukis ini terbukti memiliki nilai ekonomi tinggi, memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura.
Potensi Ekonomi Seni Tradisional
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Jayapura, Fred Modouw, menjelaskan bahwa lukisan kulit kayu memiliki potensi besar dalam sektor seni dan pariwisata. "Lukisan kulit kayu tidak hanya memiliki nilai seni tinggi, tetapi juga diminati wisatawan dan kolektor seni," ujar Fred. Dengan strategi pemasaran yang tepat, seni ini dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi para seniman dan masyarakat adat.
Pemerintah Kabupaten Jayapura gencar mempromosikan lukisan kulit kayu melalui berbagai cara. Pameran seni, festival budaya, dan penempatan di galeri seni serta pusat oleh-oleh menjadi strategi utama untuk memperkenalkan karya seni ini kepada khalayak luas. Upaya pelestarian juga dilakukan dengan menjadikan lukisan kulit kayu sebagai warisan budaya tak benda yang dilindungi hukum.
Minat Wisatawan Tinggi
Natalis Ohee, seorang perajin lukisan kulit kayu di Kampung Asei, Distrik Sentani Timur, mengungkapkan tingginya minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, terhadap karya seninya. "Banyak turis mancanegara datang ke Kampung Asei," kata Natalis. Mereka sangat tertarik dengan motif-motif khas yang terdapat pada lukisan kulit kayu tersebut.
Pendapatan yang diperoleh Natalis pun cukup signifikan. Dalam sekali kunjungan wisatawan, ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp500.000 hingga Rp2.000.000. Tentu saja, pendapatannya akan semakin meningkat jika kunjungan wisatawan ramai. "Kami sudah melukis di atas kulit kayu sejak kecil. Ini jati diri kami, jiwa dan darah kami," ungkap Natalis. Melalui seni ini, ia mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan bahkan telah melahirkan generasi penerus seniman kulit kayu.
Peluang dan Tantangan
Keberhasilan lukisan kulit kayu Sentani Timur menunjukkan potensi besar seni tradisional dalam menunjang perekonomian masyarakat. Namun, keberlanjutannya membutuhkan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat itu sendiri. Penting untuk menjaga kualitas karya, mengembangkan inovasi, dan memperluas pasar agar seni ini tetap lestari dan memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi para perajin juga menjadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk.
Kesimpulan
Lukisan kulit kayu Sentani Timur membuktikan bahwa warisan budaya dapat menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan. Dengan dukungan dan strategi yang tepat, seni tradisional ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Papua, sekaligus melestarikan kekayaan budaya Indonesia.