Seribu Bibit Nyamuk Wolbachia Disebar di Kantor Wali Kota Jakbar untuk Cegah DBD
Lebih dari seribu bibit nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia disebar di kantor Wali Kota Jakarta Barat dan Kelurahan Srengseng untuk menekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat.

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, memimpin upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan cara unik. Pada Selasa, 29 April, lebih dari seribu bibit nyamuk Aedes aegypti yang dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia ditempatkan di kantor Wali Kota Jakarta Barat dan Kelurahan Srengseng. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk menekan angka DBD yang terus meningkat di wilayah tersebut. Penyebaran bibit nyamuk ini dilakukan secara serentak di dua kelurahan, yaitu Kembangan Selatan dan Srengseng.
Penempatan bibit nyamuk di kantor Wali Kota Jakarta Barat khususnya ditujukan untuk Kelurahan Kembangan Selatan. "Ada 13 titik peletakan bibit di sini, tadi sudah diserahkan ke perwakilan (orang tua asuh)," jelas Uus kepada wartawan. Pemilihan Kecamatan Kembangan sebagai lokasi utama penyebaran didasarkan pada data Dinas Kesehatan yang menunjukkan tingginya angka kasus DBD di wilayah tersebut. Dengan adanya penyebaran di Kembangan Selatan dan Srengseng, kini sudah ada empat kelurahan di Kecamatan Kembangan yang terlibat dalam program ini, termasuk Kembangan Utara dan Meruya Utara.
Uus berharap, inisiatif ini dapat menjawab polemik yang berkembang di masyarakat terkait penggunaan nyamuk Wolbachia. Ia juga menyatakan bahwa setelah Kecamatan Kembangan, program ini akan dilanjutkan ke kecamatan-kecamatan lain di Jakarta Barat. "Setelah di Kecamatan Kembangan selesai semua untuk penyebaran nyamuk wolbachia, nanti bisa diteruskan di kecamatan-kecamatan lain," ucap Uus.
Upaya Tekan Angka DBD di Jakarta Barat
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, memberikan penjelasan teknis mengenai program ini. Setiap ember yang digunakan untuk menyimpan bibit nyamuk berisi 200-600 bibit. "Setelah menetas, dia (bibit nyamuk berwolbachia) jadi nyamuk dewasa, dia akan keluar melalui lubang-lubang di embernya. Nah ketika keluar dia bisa berinteraksi dengan nyamuk yang lokal, lalu kawin, sehingga menghasilkan keturunan nyamuk yang tidak dapat menyebarkan DBD," jelas Erizon. Proses pemantauan dan perawatan bibit nyamuk juga dilakukan secara intensif.
Setiap ember memiliki "orang tua asuh" yang bertanggung jawab untuk merawat dan memantau perkembangan bibit nyamuk. "Tiap dua minggu kita lakukan servis atau penggantian telur dan lain-lain, dan kita evaluasi setelah enam bulan," tambah Erizon. Program ini menargetkan untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor utama penyebaran virus dengue penyebab DBD.
Penting untuk dicatat bahwa tren kasus DBD di Jakarta Barat terus meningkat sejak awal tahun 2025. Data dari Sudinkes Jakbar menunjukkan peningkatan yang signifikan: 186 kasus pada Januari, 211 kasus pada Februari, 254 kasus pada Maret, dan 53 kasus hingga 10 April. Program penyebaran nyamuk Wolbachia ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini.
Mekanisme Kerja Nyamuk Wolbachia
Inti dari metode ini adalah penggunaan bakteri Wolbachia. Bakteri ini secara alami ditemukan pada beberapa spesies serangga, tetapi tidak pada Aedes aegypti. Ketika nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia kawin dengan nyamuk lokal, keturunannya akan mewarisi bakteri tersebut. Kehadiran Wolbachia akan menghambat kemampuan virus dengue untuk bereplikasi di dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk tersebut tidak dapat lagi menularkan penyakit DBD.
Dengan demikian, penyebaran nyamuk Wolbachia diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti yang mampu menularkan DBD secara bertahap. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan insektisida kimia yang dapat berdampak negatif pada ekosistem. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk melindungi kesehatan masyarakat Jakarta Barat.
Keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dalam merawat dan memantau perkembangan bibit nyamuk. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan program pengendalian DBD ini. Semoga dengan adanya program ini, angka kasus DBD di Jakarta Barat dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat dan terbebas dari ancaman penyakit.