Batam Cegah DBD dengan Teknologi Nyamuk Wolbachia
Dinas Kesehatan Batam rencanakan program penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan angka kematian DBD yang mencapai 14 jiwa di tahun 2024, melalui program ini diharapkan nyamuk Aedes Aegypti betina menjadi mandul dan tidak dapat berkembang biak.
![Batam Cegah DBD dengan Teknologi Nyamuk Wolbachia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000139.193-batam-cegah-dbd-dengan-teknologi-nyamuk-wolbachia-1.jpg)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam berencana menjalankan program inovatif untuk memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD): penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang telah dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia. Program ini dicanangkan sebagai respons atas meningkatnya angka kematian akibat DBD di Batam, yang mencapai 14 jiwa pada tahun 2024.
Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia akan menyebabkan nyamuk betina mandul sehingga tidak bisa bertelur, memutus siklus hidup nyamuk penyebab DBD. Anggaran untuk program ini telah dialokasikan pada tahun 2025, dengan rencana implementasi dimulai tahun 2026. Inspirasi program ini berasal dari keberhasilan Singapura dalam mengendalikan DBD dengan metode serupa.
Didi Kusmarjadi menambahkan bahwa nyamuk Wolbachia aman bagi manusia. Meskipun telah ditawarkan bantuan dari Konsulat Jenderal Singapura untuk belajar langsung ke Singapura sejak tahun lalu, program ini tetap berjalan sesuai rencana yang telah disusun oleh tim Dinkes Batam. Keterbatasan anggaran menjadi kendala akses pelatihan di Singapura, namun tidak menghentikan upaya pencegahan DBD di Batam.
Selain program nyamuk Wolbachia, Dinkes Batam juga tetap menjalankan program Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang fokus pada pembasmian sarang nyamuk. Program Jumantik dianggap kunci utama dalam mencegah perkembangan populasi nyamuk penyebab DBD. Upaya ini menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Sebagai upaya tambahan, masyarakat Batam dapat memperoleh obat pembunuh jentik nyamuk (abate) secara gratis di puskesmas terdekat. Dinkes Batam memastikan ketersediaan abate gratis dan menegaskan bahwa pungutan biaya untuk abate merupakan tindakan oknum dan bukan kebijakan resmi Dinkes.
Program pengendalian DBD di Batam memiliki pendekatan multi-strategi. Selain inovasi teknologi dengan nyamuk Wolbachia, upaya pencegahan melalui program Jumantik dan penyediaan abate gratis tetap menjadi prioritas. Hal ini menunjukkan komitmen Dinkes Batam dalam memerangi DBD dan melindungi kesehatan masyarakat.
Dengan kombinasi strategi tersebut, diharapkan program ini dapat secara efektif menurunkan angka kasus DBD di Kota Batam. Pemantauan dan evaluasi berkala akan menjadi kunci keberhasilan program jangka panjang ini. Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya sangat penting untuk memastikan keberlangsungan dan dampak positif program ini.