Nyamuk Wolbachia di Jakbar: Integrasi Populasi Capai 46 Persen, Pencegahan DBD Terus Ditingkatkan
Hasil evaluasi menunjukkan nyamuk Wolbachia telah menyatu dalam populasi di beberapa wilayah Jakarta Barat, upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) terus ditingkatkan.

Jakarta, 29 April 2025 - Upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat memasuki babak baru. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Sudinkes Jakbar) melaporkan hasil evaluasi penyebaran nyamuk Wolbachia di Kelurahan Kembangan Utara dan Meruya Utara menunjukkan integrasi yang signifikan dalam populasi nyamuk lokal. Program ini, yang dimulai Oktober 2024, bertujuan untuk menekan angka DBD yang terus meningkat di wilayah tersebut.
Kepala Sudinkes Jakbar, Erizon Safari, menjelaskan bahwa bibit nyamuk Wolbachia yang telah dilepas telah berhasil berintegrasi dengan populasi nyamuk Aedes aegypti. "Untuk Kembangan Utara, kita sudah mendapatkan 46 persen populasinya yang mengandung Wolbachia. Sementara di Meruya Utara, angkanya mencapai 36 persen," ungkap Erizon usai melepas seribu lebih bibit nyamuk Wolbachia di sekitar kantor Wali Kota Jakbar.
Meskipun menunjukkan hasil positif, Erizon menekankan bahwa upaya penyebaran bibit nyamuk Wolbachia akan terus dilakukan. Hal ini dikarenakan dampak signifikan penurunan kasus DBD baru akan terlihat jika populasi nyamuk Wolbachia mencapai lebih dari 60 persen. "Karena masih di bawah 60 persen, kita masih tetap melakukan pembiaran. Jika sudah mencapai 60 persen, barulah kita hentikan," jelasnya.
Integrasi Nyamuk Wolbachia dan Strategi Pengendalian DBD
Erizon menjelaskan strategi pengendalian DBD yang diterapkan. Ia menyebutkan bahwa jika populasi nyamuk Wolbachia melampaui 60 persen, berbagai metode pengendalian dapat diterapkan, termasuk penggunaan obat nyamuk, penepukan, hingga fogging. "Intinya, bagaimana nyamuk Wolbachia ini bisa kawin dengan nyamuk Aedes aegypti lokal sehingga akan berkembang biak dan menyebarkan bakteri Wolbachia," tambahnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa metode nyamuk Wolbachia hanyalah bagian dari strategi pengendalian DBD yang lebih komprehensif. "Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti pengurasan bak mandi dan pemberian abate atau larvasida, tetap harus dilakukan secara konsisten," tegas Erizon. Upaya PSN tetap menjadi kunci utama dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Saat ini, penyebaran bibit nyamuk Wolbachia telah diperluas ke Kelurahan Kembangan Selatan dan Srengseng. Sudinkes Jakbar dan relawan yang telah ditunjuk akan melakukan evaluasi dua minggu sekali untuk memantau perkembangan populasi nyamuk Wolbachia di wilayah tersebut.
Peningkatan Kasus DBD di Jakarta Barat
Penting untuk dicatat bahwa tren kasus DBD di Jakarta Barat terus meningkat sejak awal tahun 2025. Data dari Sudinkes Jakbar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Januari 2025 tercatat 186 kasus, meningkat menjadi 211 kasus pada Februari, dan mencapai 254 kasus pada Maret. Hingga 10 April, tercatat 53 kasus baru.
Peningkatan kasus DBD ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Oleh karena itu, strategi pengendalian DBD yang komprehensif dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang mematikan ini. Integrasi nyamuk Wolbachia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menekan angka DBD di Jakarta Barat.
Dengan adanya peningkatan kasus DBD, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini menjadi prioritas utama. Kombinasi antara metode biologis seperti penyebaran nyamuk Wolbachia dan metode konvensional seperti PSN diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dalam menekan angka DBD di Jakarta Barat.