Sistem Delay Berhasil Urai Kemacetan di Pelabuhan Bakauheni
Penerapan sistem delay di Pelabuhan Bakauheni berhasil mengatasi kepadatan arus balik Lebaran 2025 yang signifikan, mengurangi antrean kendaraan hingga tiga kilometer.

Kemacetan parah terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan pada Sabtu sore, sekitar pukul 18.00 WIB. Ribuan kendaraan, terutama minibus, mengular hingga tiga kilometer menuju dermaga. Penyebabnya? Banyak pemudik tiba jauh sebelum jadwal keberangkatan yang tertera di tiket mereka. Namun, berkat penerapan sistem delay oleh pihak kepolisian, kepadatan tersebut berhasil diurai dalam waktu 30 menit.
Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menjelaskan bahwa sistem delay ini diterapkan secara situasional untuk mengendalikan lalu lintas. Keputusan ini diambil setelah arus balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Bakauheni mengalami lonjakan signifikan. Sistem ini bertujuan untuk mencegah memburuknya situasi lalu lintas dari kondisi hijau menjadi kuning.
"Tadi sempat terjadi kepadatan kendaraan sekitar pukul 18.00 WIB dan dapat terurai 30 menit setelahnya, usai kami terapkan delay system," jelas Kapolda Lampung dalam keterangan resminya. Penerapan sistem ini dinilai efektif dalam mengoptimalkan pengelolaan lahan parkir dan proses bongkar muat kendaraan di pelabuhan.
Sistem Delay: Solusi Efektif Mengurai Kemacetan
Sistem delay yang diterapkan oleh Polda Lampung melalui Polres Lampung Selatan terbukti efektif dalam mengatasi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni. Dengan menunda masuknya kendaraan ke pelabuhan, petugas dapat mengatur alur lalu lintas dengan lebih optimal. Hal ini mencegah penumpukan kendaraan yang berpotensi menimbulkan kemacetan lebih parah.
Kapolda Lampung menekankan bahwa kebijakan ini diterapkan secara situasional dan dinamis, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Tujuan utama penerapan sistem ini adalah untuk menjaga agar kondisi lalu lintas tetap terkendali dan mencegah terjadinya kemacetan berkepanjangan.
"Kebijakan ini diterapkan secara situasional agar kondisi lalu lintas tetap terkendali," ujar Irjen Pol Helmy Santika. Langkah ini merupakan bagian dari strategi antisipatif untuk mencegah memburuknya situasi lalu lintas di Pelabuhan Bakauheni.
Antisipasi Kemacetan: Rest Area dan Lokasi Penampungan
Selain penerapan sistem delay, pihak kepolisian juga telah menyediakan sejumlah fasilitas untuk mengantisipasi kemacetan. Tersedia lima rest area di ruas tol menuju Pelabuhan Bakauheni, dengan kapasitas hingga 2.000 kendaraan. Fasilitas ini bertujuan untuk memberikan tempat istirahat bagi para pemudik sambil menunggu informasi perkembangan situasi.
Tidak hanya di ruas tol, beberapa lokasi di jalur arteri juga disiapkan sebagai tempat penampungan sementara. Contohnya adalah Gelanggang Olahraga (GOR) Way Kanan di Lintas Tengah dan Rumah Makan Tiga Saudara, yang mampu menampung hingga 1.000 kendaraan. Langkah ini menunjukkan kesiapan pihak berwenang dalam menghadapi lonjakan arus balik Lebaran 2025.
"Lima rest area di ruas tol telah disiapkan dengan kapasitas hingga 2.000 kendaraan. Di jalur arteri, beberapa lokasi juga disiapkan," imbuh Kapolda Lampung. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bersabar dan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan sambil menunggu informasi perkembangan situasi terkini.
Dengan adanya sistem delay dan fasilitas penunjang lainnya, diharapkan arus balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Bakauheni dapat berjalan lancar dan terkendali. Kerja sama antara pihak kepolisian dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran.