Merak Siap Antisipasi Lonjakan Pemudik Arus Balik Lebaran 2025
Pelabuhan Merak bersiap menerima limpahan kepadatan pemudik dari Bakauheni dengan menerapkan sistem TBB dan membuka Pelabuhan Ciwandan, guna mengurai kemacetan arus balik Lebaran 2025.

Cilegon, 5 April 2025 - Pelabuhan Merak di Cilegon, Banten, telah siap siaga menghadapi puncak arus balik Lebaran 2025. Antisipasi ini difokuskan untuk mengatasi potensi lonjakan pemudik yang kembali dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Kepolisian dan otoritas pelabuhan setempat telah melakukan koordinasi intensif untuk memastikan kelancaran arus balik dan mencegah kemacetan besar.
Kapolres Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, menyatakan kesiapannya menghadapi potensi kepadatan kendaraan. Meskipun Pelabuhan Merak sendiri relatif lancar, koordinasi dengan Polres Lampung Selatan dilakukan untuk mengantisipasi limpahan kendaraan dari Bakauheni yang mengalami kepadatan signifikan. "Sudah padat di sana. Jadi, kami sudah siap juga menerima limpahan kepadatan, khusus yang dari Bakauheni menuju Pelabuhan Merak," ujar AKBP Kemas.
Puncak arus balik diprediksi terjadi pada Sabtu malam, 5 April 2025. Berbagai strategi telah disiapkan untuk mengurai potensi kemacetan, termasuk optimalisasi personel kepolisian di titik-titik bongkar kapal dan penerapan sistem TBB (Tiba, Bongkar, Berangkat).
Antisipasi Kemacetan di Pelabuhan Merak
Untuk mempercepat arus kendaraan dari Pelabuhan Merak menuju Jakarta, sistem TBB diterapkan sejak pukul 20.00 WIB pada Sabtu, 5 April 2025. Sistem ini memastikan kapal yang bersandar di Merak langsung kembali ke Bakauheni setelah membongkar muatan, tanpa menunggu penumpang atau kendaraan baru. Penerapan sistem ini merupakan hasil koordinasi antara kepolisian, PT ASDP Indonesia Ferry, dan KSOP setempat.
AKBP Kemas menjelaskan bahwa sistem TBB di Dermaga 4, 5, dan 7 Pelabuhan Merak diberlakukan secara situasional. Sistem ini akan dihentikan jika situasi di Pelabuhan Merak sudah kembali normal, dan sistem tiba, bongkar, muat, dan berangkat dapat diterapkan kembali. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam penanganan arus balik.
Sebagai langkah antisipasi tambahan, Pelabuhan Ciwandan, yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Pelabuhan Merak, kembali dioperasikan. Pelabuhan ini difungsikan untuk menampung lonjakan pemudik, terutama kendaraan roda dua, yang datang dari Bakauheni. Kepolisian telah menyiagakan personel di Pelabuhan Ciwandan untuk membantu kelancaran arus lalu lintas.
Lonjakan Kendaraan di Bakauheni dan Strategi Penanganan
Sementara itu, di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, arus balik pada Sabtu, 5 April 2025, mengalami lonjakan signifikan. Kapolda Lampung, Irjen Pol. Helmy Santika, mengungkapkan bahwa antrean kendaraan mencapai 3 kilometer. Kondisi ini terutama disebabkan oleh banyaknya pemudik yang tiba lebih awal dari jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket.
Untuk mengendalikan situasi, diterapkan sistem delay system atau penundaan keberangkatan secara situasional. "Arus balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, mengalami lonjakan signifikan. Ribuan kendaraan, terutama minibus, terpantau mengantre masuk hingga 3 kilometer menuju dermaga Pelabuhan Bakauheni," jelas Irjen Pol. Helmy Santika. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga agar lalu lintas tetap terkendali dan mencegah kemacetan yang lebih parah.
Kepadatan kendaraan terjadi sekitar pukul 18.00 WIB dan berhasil terurai sekitar 30 menit kemudian. Meskipun demikian, upaya antisipasi dan koordinasi yang baik antara pihak kepolisian dan otoritas pelabuhan di kedua lokasi tetap menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi lonjakan pemudik pada arus balik Lebaran 2025.
Koordinasi yang baik antara pihak kepolisian, PT ASDP Indonesia Ferry, dan KSOP di Pelabuhan Merak dan Bakauheni menjadi kunci kelancaran arus balik Lebaran 2025. Sistem TBB dan pembukaan Pelabuhan Ciwandan merupakan bukti kesiapan menghadapi potensi kepadatan dan memastikan pemudik dapat kembali ke rumah dengan lancar dan aman.