Situbondo Kehilangan Pendapatan dari TN Baluran, Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo Terdampak?
Meski berbatasan dengan Taman Nasional Baluran, Situbondo tak mendapat pemasukan dari pengelolaan wisata tersebut, sementara Desa Wonorejo merasakan dampak ekonomi yang menurun akibat perbaikan akses jalan.

Situbondo, Jawa Timur - Pemerintah Kabupaten Situbondo tidak mendapatkan pemasukan dari pengelolaan Taman Nasional (TN) Baluran, sebuah kawasan wisata alam yang terkenal di Jawa Timur. Hal ini disampaikan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Situbondo. Meskipun demikian, daerah tersebut merasakan dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan ke TN Baluran, terutama Desa Wonorejo yang berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi.
Kepala Disparpora Kabupaten Situbondo, Puguh Wardoyo, menjelaskan bahwa Desa Wonorejo, yang telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Kebangsaan sejak Mei 2025, mendapatkan manfaat ekonomi dari keberadaan TN Baluran. Keberagaman suku dan budaya di desa ini menjadi daya tarik tersendiri, mendukung peran sebagai objek wisata penyangga taman nasional tersebut. Namun, kenyataannya, pendapatan asli daerah dari TN Baluran masih belum terealisasi.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kebangsaan Wonorejo, Hery Sampurno. Ia mengungkapkan bahwa BUMDes belum pernah menerima pendapatan dari pengelolaan TN Baluran, meskipun desa tersebut menjadi penyangga wisata. Akses masuk ke TN Baluran yang langsung dari jalur pantura, tanpa melalui Desa Wonorejo, menjadi penyebab utama minimnya kontribusi bagi pendapatan asli desa. "Karena memang akses masuk ke TN Baluran langsung dari jalur pantura dan tidak melalui di Desa Wonorejo," kata Hery, menjelaskan mengapa desa tersebut belum merasakan manfaat ekonomi secara langsung dari TN Baluran.
Dampak Perbaikan Akses Jalan terhadap Desa Wonorejo
Perbaikan akses jalan menuju TN Baluran ternyata berdampak pada jumlah wisatawan yang menginap di Desa Wonorejo. Hery Sampurno menuturkan bahwa jumlah wisatawan yang menginap di puluhan homestay di desa tersebut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena wisatawan dapat langsung memasuki TN Baluran tanpa perlu menghabiskan waktu lama di Desa Wonorejo. Akibatnya, pendapatan dari sektor pariwisata di desa tersebut ikut menurun.
Meskipun demikian, Desa Wonorejo tetap berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Keberadaan desa wisata ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam TN Baluran dan sekaligus merasakan kearifan lokal masyarakat Desa Wonorejo. Upaya pengembangan ini perlu diimbangi dengan strategi yang tepat agar desa tersebut dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dari keberadaan TN Baluran.
Pemerintah Kabupaten Situbondo perlu mencari solusi agar daerah tersebut dapat memperoleh pendapatan dari pengelolaan TN Baluran. Kerjasama yang lebih erat antara pemerintah daerah dengan pihak pengelola TN Baluran sangat diperlukan untuk memastikan adanya kontribusi bagi pendapatan asli daerah. Hal ini penting untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata di Situbondo dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar TN Baluran.
Potensi Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo
Desa Wonorejo memiliki potensi besar sebagai desa wisata. Keberagaman budaya dan keramahan masyarakatnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, potensi tersebut perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan dan pelatihan kepada masyarakat Desa Wonorejo dalam mengelola sektor pariwisata.
Selain itu, perlu adanya inovasi dan pengembangan produk wisata yang unik dan menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengembangan produk wisata. Dengan demikian, wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam TN Baluran, tetapi juga dapat merasakan kearifan lokal dan budaya masyarakat Desa Wonorejo.
Penting bagi pemerintah untuk melihat potensi desa wisata ini dan memfasilitasi pengembangannya. Dengan strategi yang tepat, Desa Wonorejo dapat menjadi contoh sukses bagi desa-desa lain di Indonesia yang berada di sekitar kawasan wisata alam.
Ke depannya, kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak pengelola TN Baluran sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan desa wisata ini dan kesejahteraan masyarakatnya. Harapannya, Desa Wonorejo tidak hanya menjadi desa penyangga, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang mandiri dan berkelanjutan.
Pemerintah juga perlu mempertimbangkan skema bagi hasil yang adil dan transparan antara pengelola TN Baluran dengan daerah sekitar, termasuk Desa Wonorejo, agar potensi ekonomi lokal dapat tergali secara optimal.