SOS Ajak Fans K-Pop Kampanye Hidup Sehat Tanpa Rokok
Save Our Surroundings (SOS) mengajak penggemar K-Pop dan masyarakat Indonesia untuk menjalani hidup sehat tanpa rokok, menanggapi data mengejutkan tentang jumlah perokok di Indonesia dan dampaknya pada kesehatan dan ekonomi.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Save Our Surroundings (SOS), berkolaborasi dengan Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), meluncurkan kampanye kesehatan publik yang unik. Mereka mengajak penggemar K-Pop dan masyarakat luas untuk mendukung gaya hidup sehat bebas rokok. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap data mengejutkan tentang jumlah perokok di Indonesia dan dampaknya yang luas.
Jumlah Perokok di Indonesia dan Dampaknya
Ketua Umum IYCTC, Manik Marganamahendra, mengungkapkan keprihatinan atas tingginya angka perokok di Indonesia. Data terbaru menunjukkan jumlah perokok aktif mencapai 70 juta orang, dengan 5,1 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja berusia 10-18 tahun. Angka ini sungguh mengkhawatirkan dan membutuhkan penanganan serius.
Lebih lanjut, Manik menjelaskan bahwa dampak merokok tidak hanya terbatas pada perokok aktif. "Dari 8 juta kematian akibat konsumsi rokok, 1,4 juta di antaranya adalah perokok pasif," katanya. Paparan asap rokok, baik langsung maupun tidak langsung, memiliki konsekuensi kesehatan yang serius bagi semua orang.
Dampak ekonomi juga signifikan. Mengutip data 2022 CISDI, rumah tangga di perkotaan rata-rata menghabiskan Rp407.285 per bulan untuk rokok. "Padahal uang tersebut dapat dialokasikan untuk belanja bahan pangan bergizi," ujar Manik, menyoroti dampaknya pada kualitas gizi keluarga, terutama di kalangan pra-sejahtera.
Strategi Kampanye SOS dan Peran Fans K-Pop
Kampanye SOS memanfaatkan antusiasme penggemar K-Pop, yang sebagian besar adalah perempuan dengan kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial dan kesehatan. Manik menekankan potensi besar K-Poppers dalam menguatkan upaya pengendalian konsumsi rokok di Indonesia. "Bukan tidak mungkin K-Poppers juga bergerak untuk menguatkan upaya pengendalian konsumsi rokok di Indonesia, ini adalah saatnya kita berkolaborasi," tegasnya.
Kampanye ini juga mendukung implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024, yang memperketat regulasi iklan dan penjualan produk tembakau. Aturan ini melarang pemasangan iklan rokok dalam radius 500 meter dan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari fasilitas pendidikan dan area bermain anak, serta melarang penjualan rokok eceran dan iklan di media sosial.
Dukungan dari Kementerian Kesehatan dan Aktivitas SOS
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut mendukung kampanye ini dengan menyediakan Layanan Konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM) di fasilitas kesehatan, dan layanan Quitline di 0800-177-6565 untuk konsultasi berhenti merokok. "Jangan ragu mencari bantuan," pesan Manik, menekankan bahwa berhenti merokok adalah hal yang mungkin dengan komitmen dan dukungan yang tepat.
Sebagai bagian dari kampanye, SOS mengadakan kegiatan yang melibatkan penggemar K-Pop, seperti sesi olahraga bersama yang dipandu oleh Sila Seik, Pendiri dan Instruktur K-POP Cardio Indonesia. "Melalui gerakan ini, kami ingin menginspirasi masyarakat untuk hidup sehat dan menjauhi rokok," ujar Sila. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga mempererat kebersamaan dalam semangat hidup sehat.
Kesimpulan
Kampanye SOS menunjukkan pendekatan inovatif dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan penggemar K-Pop dan menggandeng Kementerian Kesehatan, kampanye ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup sehat tanpa rokok. Upaya kolaboratif seperti ini sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan produktif.