Sosialisasi BI Kaltim Dorong Transaksi Non-Tunai Tembus Rp13,78 Triliun!
Sosialisasi masif Bank Indonesia Kaltim berhasil mendorong transaksi non-tunai di Kalimantan Timur mencapai angka fantastis Rp13,78 triliun di tahun 2024, didominasi oleh QRIS.

Samarinda, 3 Maret 2025 - Transaksi non-tunai di Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan rekor fantastis pada tahun 2024, mencapai angka Rp13,78 triliun. Keberhasilan ini tak lepas dari upaya gencar Bank Indonesia (BI) Kaltim dalam mensosialisasikan penggunaan sistem pembayaran digital kepada masyarakat luas, mulai dari kalangan umum, komunitas, hingga pelajar. Apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana hal ini terjadi? Jawabannya terletak pada strategi sosialisasi BI Kaltim yang efektif dan potensi besar Kaltim dalam adopsi teknologi digital.
Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, mengungkapkan bahwa angka Rp13,78 triliun tersebut merupakan akumulasi transaksi melalui berbagai kanal non-tunai, termasuk QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), uang elektronik (UE), dan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Sosialisasi yang dilakukan BI Kaltim meliputi berbagai program, seperti Gerakan Nasional Non-Tunai, seminar, sosialisasi langsung, dan integrasi program dalam kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Peningkatan transaksi non-tunai ini menunjukkan adopsi pesat masyarakat Kaltim terhadap teknologi digital. Hal ini sejalan dengan posisi Kaltim yang berada di peringkat ke-9 secara nasional dalam indeks kompetitif digital, menandakan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi digital di masa depan. BI Kaltim telah berhasil mengubah perilaku masyarakat Kaltim dalam bertransaksi, mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan inklusi keuangan.
Rincian Transaksi Non-Tunai Kaltim 2024
Rincian transaksi non-tunai di Kaltim pada 2024 sangat mencengangkan. Transaksi QRIS mencapai Rp5,8 triliun, meningkat 240 persen dibandingkan tahun 2023 dan berkontribusi sebesar 34 persen terhadap total transaksi QRIS di Pulau Kalimantan. Sementara itu, transaksi melalui uang elektronik (UE) mencapai Rp48,7 miliar, naik 34 persen dari tahun sebelumnya, dan berkontribusi 37 persen terhadap total transaksi non-tunai di Kalimantan.
Meskipun transaksi APMK mencapai Rp7,5 triliun, terdapat penurunan tipis sebesar 0,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, APMK masih memberikan kontribusi yang signifikan, yaitu 26 persen terhadap total transaksi APMK di Pulau Kalimantan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa strategi BI Kaltim dalam mendorong transaksi non-tunai telah membuahkan hasil yang signifikan, terutama dalam mendorong penggunaan QRIS.
Sebagai perbandingan, transaksi QRIS secara nasional pada 2024 mencapai angka fantastis Rp659 triliun, meningkat 192 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tren nasional yang positif dalam penggunaan sistem pembayaran digital, dan Kaltim berhasil berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan tersebut.
Strategi Sosialisasi yang Efektif
Suksesnya program ini tidak terlepas dari strategi sosialisasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan yang dilakukan oleh BI Kaltim. Mereka tidak hanya menargetkan masyarakat umum, tetapi juga melibatkan komunitas dan pelajar dalam upaya meningkatkan literasi digital dan mendorong adopsi teknologi pembayaran non-tunai. Hal ini menunjukkan komitmen BI Kaltim dalam membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Berbagai metode sosialisasi yang inovatif dan kreatif telah diterapkan, mulai dari seminar dan workshop hingga sosialisasi langsung ke berbagai lapisan masyarakat. Kolaborasi dengan pelaku UMKM juga menjadi kunci keberhasilan dalam menjangkau target pasar yang lebih luas dan memastikan penerimaan teknologi digital di kalangan pelaku usaha.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa sosialisasi yang terencana dan terintegrasi dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi. Hal ini juga menunjukkan pentingnya peran lembaga keuangan dalam mendorong inklusi keuangan dan percepatan ekonomi digital di Indonesia.
Dengan terus meningkatnya adopsi teknologi digital, Kaltim diproyeksikan akan semakin maju dalam perekonomian digital. BI Kaltim akan terus berupaya untuk meningkatkan literasi digital dan mendorong penggunaan sistem pembayaran non-tunai guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.