Stabil di Tengah Dinamika Ekonomi, Keuangan Daerah Lamongan Peringkat 14 Nasional Realisasi Belanja
BPKAD Lamongan memastikan keuangan daerah Lamongan tetap stabil di tengah tantangan ekonomi. Simak strategi pengelolaan anggaran yang menempatkan Lamongan di posisi 14 nasional!

Kondisi keuangan daerah Lamongan, Jawa Timur, dilaporkan tetap terjaga stabil di tengah gejolak ekonomi nasional dan global. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lamongan, Heruwidi, menegaskan hal ini pada Sabtu (17/8) di Lamongan.
Stabilitas keuangan ini menjadi indikator positif bagi keberlanjutan pembangunan daerah serta pelayanan publik. Heruwidi menyebutkan bahwa kemampuan keuangan daerah mampu memenuhi kebutuhan secara lancar dan berkelanjutan.
Pencapaian ini tidak lepas dari disiplin pengelolaan anggaran dan sinergi kuat antar-organisasi perangkat daerah (OPD). Lamongan bahkan berhasil menempati peringkat ke-14 nasional dalam realisasi belanja daerah dari total 514 kabupaten/kota.
Disiplin Anggaran dan Sinergi OPD Kunci Stabilitas Keuangan Daerah Lamongan
Heruwidi menjelaskan bahwa kesadaran tinggi setiap OPD dalam mempercepat proses administrasi keuangan menjadi faktor krusial. Proses administrasi yang efisien memastikan dana dapat segera dicairkan setelah kegiatan selesai.
Siklus belanja yang berjalan lancar ini mendukung optimalisasi penggunaan anggaran. Hal ini secara langsung berkontribusi pada terjaganya stabilitas anggaran daerah.
Sinergi yang baik antara BPKAD dan seluruh OPD menciptakan ekosistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Ini penting untuk memastikan setiap rupiah anggaran digunakan secara efektif dan tepat sasaran.
Capaian Nasional dan Proyeksi Anggaran Lamongan
Stabilitas keuangan daerah Lamongan juga tercermin dari capaian realisasi belanja daerah yang membanggakan. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan Daerah per 8 Agustus 2025, realisasi belanja daerah Lamongan telah mencapai 53,13 persen dari total anggaran 58,19 persen.
Angka ini menempatkan Lamongan pada posisi ke-14 secara nasional dari 514 kabupaten/kota. Capaian ini menunjukkan efektivitas pemerintah daerah dalam merealisasikan program dan kegiatan yang telah direncanakan.
Pada Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2025, pendapatan daerah Lamongan diproyeksikan sebesar Rp3,23 triliun. Sementara itu, belanja daerah menjadi Rp3,32 triliun.
Postur anggaran tersebut telah disesuaikan dengan isu strategis pembangunan dan kebutuhan percepatan capaian program prioritas daerah. Ini menunjukkan perencanaan keuangan yang responsif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat.
Komitmen Berkelanjutan untuk Pelayanan Publik Optimal
Heruwidi berharap capaian positif ini dapat terus dipertahankan pada masa mendatang. Keberlanjutan program pembangunan dan kesehatan keuangan daerah menjadi prioritas utama.
BPKAD Lamongan akan terus mendorong semua OPD untuk menjaga disiplin dalam pengelolaan anggaran. Tujuannya adalah agar pelayanan publik dapat berjalan secara optimal dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
Komitmen ini menunjukkan visi pemerintah daerah untuk memastikan setiap kebijakan anggaran berdampak nyata. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat Lamongan dapat terus meningkat melalui program-program yang terencana baik.