Tagana Tasikmalaya Tangani 83 Rumah Rusak Akibat Bencana Alam
Badai dan angin puting beliung di Tasikmalaya, Jawa Barat, telah merusak 83 rumah, tetapi beruntungnya tidak ada korban jiwa, dan Tagana setempat telah terjun membantu penanganan.

Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, selama dua pekan terakhir telah mengakibatkan kerusakan pada 83 rumah warga. Bencana alam berupa angin puting beliung dan pohon tumbang terjadi di beberapa kecamatan, menurut laporan Ketua Forum Komunikasi Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, pada Senin, 17 Februari 2025.
Kerusakan Akibat Bencana Alam di Tasikmalaya
Jembar menjelaskan bahwa bencana alam tersebar di berbagai wilayah. Angin puting beliung dan pohon tumbang yang tumbang akibat cuaca buruk telah menyebabkan kerusakan material yang signifikan. Selama bulan Februari 2025, Tagana mencatat 15 kejadian bencana; 14 kejadian pohon tumbang dan satu kejadian angin puting beliung. Kecamatan yang terdampak meliputi Kadipaten, Pageurageung, Cisayong, Sukaratu, Singaparna, Sukaraja, dan Salawu.
Meskipun kerusakan rumah mencapai 83 unit dengan tingkat kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat, beruntungnya tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Ini merupakan kabar baik di tengah dampak kerusakan properti yang cukup signifikan. Tagana berperan aktif dalam membantu warga terdampak.
Antisipasi Bencana dan Imbauan Kepada Masyarakat
Prakiraan cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga Maret 2025, dengan potensi angin kencang yang dapat menyebabkan lebih banyak pohon tumbang. Oleh karena itu, Tagana Tasikmalaya bersiaga penuh untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari daerah rawan bencana, terutama di sekitar pohon besar yang berpotensi tumbang.
Jembar juga menekankan pentingnya pelaporan kepada instansi terkait jika menemukan pohon besar yang berisiko roboh atau sudah tampak rapuh. Pemangkasan pohon yang berisiko tersebut sangat penting untuk mencegah bencana yang lebih besar, terutama saat hujan deras dan angin kencang terjadi. Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah daerah sangat krusial dalam meminimalisir dampak bencana alam.
Tagana telah menunjukkan komitmennya dalam membantu warga Tasikmalaya yang terkena dampak bencana alam. Kecepatan respon dan koordinasi yang baik antara Tagana dan instansi terkait menjadi kunci dalam penanganan bencana ini. Ke depan, peningkatan kesiapsiagaan dan edukasi kepada masyarakat akan semakin penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam di wilayah tersebut. Semoga langkah-langkah antisipasi yang dilakukan dapat meminimalisir kerugian dan menjaga keselamatan warga.
Peran Tagana dalam Penanganan Bencana
Peristiwa ini sekali lagi menyoroti pentingnya peran Taruna Siaga Bencana (Tagana) dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Keberadaan Tagana sebagai relawan yang terlatih dan siap siaga sangat membantu pemerintah daerah dalam memberikan respon cepat dan efektif saat terjadi bencana. Selain memberikan bantuan langsung kepada korban, Tagana juga berperan dalam edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana.
Kejadian di Tasikmalaya ini juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, melaporkan potensi bahaya, dan mengikuti imbauan dari pihak berwenang merupakan langkah-langkah penting yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari dampak bencana.