Tahukah Anda? BNPT Tekankan Pencegahan Radikalisme Sejak Dini Melalui Kompetisi Budaya di Kalangan Generasi Muda
BNPT menegaskan pentingnya pencegahan radikalisme sejak dini pada generasi muda. Melalui kompetisi budaya, mereka berupaya membentengi pemuda dari ideologi kekerasan.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali menekankan urgensi pencegahan radikalisme sejak dini. Langkah proaktif ini dianggap krusial untuk membentengi generasi muda Indonesia dari paparan ideologi kekerasan yang kian mengkhawatirkan dan berpotensi merusak tatanan sosial.
Penegasan tersebut disampaikan secara langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono, dalam acara Kompetisi Pentas Budaya yang diselenggarakan di Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, pada Selasa lalu. Kegiatan ini secara spesifik dirancang sebagai bagian integral dari upaya mitigasi komprehensif dan literasi mendalam mengenai bahaya laten terorisme di kalangan pelajar.
Menurut Komjen Hartono, penyebaran ideologi kekerasan yang merusak dapat secara efektif ditekan melalui pendekatan pendidikan yang berkelanjutan dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai toleransi. Salah satu wujud konkret dari strategi ini adalah penyelenggaraan kompetisi budaya inovatif bertajuk "Suara Nusantara Damai" (SUDARA) yang baru saja sukses dilaksanakan.
SUDARA: Wadah Kreativitas dan Semangat Kebangsaan
Komjen Hartono lebih lanjut menjelaskan bahwa program "SUDARA" dirancang khusus untuk berfungsi sebagai wadah inspiratif bagi para pemuda. Melalui platform ini, mereka dapat secara bebas menunjukkan kreativitas, mengasah sportivitas, dan menumbuhkan semangat membangun bangsa melalui ekspresi seni dan budaya di panggung pentas. Inisiatif ini secara jelas membuktikan komitmen kuat BNPT dalam menerapkan pendekatan preventif yang holistik.
BNPT, dalam pelaksanaan kegiatan ini, tidak bekerja sendiri. Mereka menjalin kolaborasi erat dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali. Bersama-sama, mereka mengorganisir Kompetisi Pentas Budaya ini dengan tujuan utama memperkuat ketahanan mental dan ideologi siswa setingkat SMP dan SMA terhadap pengaruh destruktif ideologi kekerasan serta radikalisme yang dapat mengancam persatuan.
Hartono secara spesifik menyoroti bahwa kegiatan semacam ini merupakan bagian integral dari upaya besar untuk melibatkan generasi muda sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi penerima informasi, melainkan juga menjadi agen perubahan aktif yang berperan penting dalam mencegah penyebaran ideologi teror radikal di tengah masyarakat luas, dimulai dari lingkungan terdekat mereka.
Membangun Ketahanan Nasional Melalui Kearifan Lokal
Beliau juga menggarisbawahi urgensi dan pentingnya penyelenggaraan kegiatan serupa secara berkelanjutan di masa mendatang. Harapannya adalah agar kearifan lokal yang kaya di Bali dapat terus berkembang dan lestari, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi nasional pencegahan terorisme. Ini menunjukkan bahwa budaya lokal memiliki peran strategis dalam membendung ancaman.
Komjen Hartono secara eksplisit berharap bahwa kegiatan positif ini dapat diadakan secara rutin setiap tahunnya. Dengan adanya regularitas, kearifan lokal, khususnya yang ada di Bali, dapat terus tumbuh dan berkembang sebagai bagian esensial dari upaya kontra-radikalisme dan terorisme. Dampaknya diharapkan tidak hanya terbatas di Bali, tetapi juga meluas ke seluruh wilayah Indonesia, menciptakan efek domino positif.
Sementara itu, Rektor Universitas Warmadewa, Prof. I Gde Suranaya Pandit, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keterlibatan aktif BNPT dalam inisiatif ini. Beliau menilai bahwa BNPT telah berhasil menyediakan ruang edukasi yang sangat positif dan konstruktif bagi pelajar muda. Prof. Pandit juga menegaskan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme tidak hanya bersifat fisik, melainkan juga secara halus menyasar nilai-nilai kebangsaan yang merupakan fondasi utama identitas dan persatuan Indonesia.