Tahukah Anda? Cernival BI Kepri 2025: Pasar Malam Modern Penguat UMKM dan Digitalisasi Ekonomi Batam
Cernival BI Kepri 2025, sebuah inisiatif unik Bank Indonesia, dinilai Pemprov Kepri sebagai langkah strategis penguatan UMKM dan ekonomi kreatif Batam melalui digitalisasi.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memberikan apresiasi tinggi terhadap gelaran Cernival (Creative and Innovative Riau Island Carnival) 2025 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) Kepri. Acara ini dipandang sebagai upaya konkret dalam memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta industri ekonomi kreatif di Batam. Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan, menyatakan bahwa Cernival 2025 merupakan gagasan luar biasa yang menunjukkan dukungan nyata terhadap sektor UMKM lokal.
Mengusung konsep pasar malam dan pesta rakyat, Cernival 2025 tidak hanya berfungsi sebagai ruang hiburan bagi masyarakat. Lebih dari itu, kegiatan ini secara aktif mendorong adopsi digitalisasi transaksi, khususnya melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Hasan menekankan bahwa kegiatan semacam ini mampu menciptakan efek ganda yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Cernival 2025 berlangsung dari tanggal 25 hingga 27 Juli di Harbor Bay Downtown, Batam, menghadirkan beragam hiburan, stan UMKM, dan edukasi transaksi digital. Antusiasme masyarakat terhadap stan-stan UMKM dan kemudahan transaksi menggunakan QRIS menjadi bukti keberhasilan konsep tersebut. Konsep pesta rakyat ini dinilai sangat tepat untuk mengalirkan peredaran uang langsung kepada pelaku usaha lokal.
Dampak Ganda Cernival bagi Perekonomian Kepri
Pemerintah Provinsi Kepri meyakini bahwa pertumbuhan UMKM akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Hasan menjelaskan bahwa Cernival, dengan konsep pasar rakyatnya, efektif dalam mengalirkan peredaran uang ke pelaku usaha lokal. Ketika UMKM tumbuh, masyarakat juga merasakan dampak positifnya secara langsung.
Selain penguatan UMKM, Cernival juga diharapkan mampu mendongkrak sektor pariwisata Kepri. Hingga Mei 2025, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kepri telah mencapai 711.000 orang, dari target 1,7 juta orang. Wisman didominasi oleh pengunjung dari Singapura dan Malaysia, diikuti oleh China, India, dan Korea Selatan.
Pemprov Kepri menargetkan kunjungan wisman sebanyak 1,7 juta orang dan wisatawan nusantara (wisnus) 3,5 juta orang, sejalan dengan arahan Kementerian Pariwisata. Untuk mendukung target ini, Pemprov mendorong empat skema Visa on Arrival (VoA) yang mencakup pemegang resident pass, student pass, short term visit, serta long-term visit pass dari Singapura dan Malaysia. Skema ini mempermudah wisatawan membawa keluarga mereka ke Batam, Bintan, dan Tanjungpinang.
Dengan semakin mudahnya akses pembayaran, wisatawan diharapkan akan lebih banyak berbelanja, yang pada akhirnya sangat menguntungkan UMKM. Cernival BI Kepri menjadi salah satu platform penting dalam mencapai tujuan ini, menciptakan sinergi antara pariwisata dan ekonomi lokal.
Mendorong Digitalisasi dan Literasi Keuangan melalui Cernival
Kepala Kantor Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto, menjelaskan bahwa konsep pasar malam pada Cernival bertujuan untuk menghilangkan kesan eksklusif terhadap digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Konsep pasar rakyat ini menjadi ajang edukasi dan sosialisasi pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, dan aman.
Digitalisasi yang diperkenalkan dalam Cernival tidak hanya terbatas pada transaksi belanja. Penggunaan QRIS juga diperluas untuk pembayaran pajak daerah, seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Kemudahan akses pembayaran ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan daerah dan efisiensi transaksi.
Pengunjung Cernival juga memiliki kesempatan untuk mencoba pengalaman QRIS lintas negara, yang telah terhubung dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Inisiatif ini menunjukkan komitmen BI Kepri dalam memfasilitasi transaksi internasional yang lebih mulus, mendukung sektor pariwisata dan perdagangan lintas batas.
Aspek penting lainnya adalah perlindungan konsumen dan literasi tentang produk digital. Rony Widijarto menekankan pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai perbedaan antara QRIS bayar dan QRIS transfer. BI Kepri, bersama perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hadir untuk memberikan pemahaman komprehensif demi keamanan dan kenyamanan transaksi digital masyarakat.