Tahukah Anda? Ekspor Paha Kodok dari Sumsel Capai Rp5,24 Miliar, Prancis Jadi Tujuan Utama
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel memfasilitasi ekspor paha kodok senilai miliaran rupiah ke Prancis, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumatera Selatan secara aktif memfasilitasi ekspor paha kodok rawa ke Prancis. Komoditas ini merupakan hasil tangkapan masyarakat dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, yang kemudian diolah untuk memenuhi standar internasional.
Fasilitasi ini mencakup pendampingan proses pengolahan hingga verifikasi dokumen, memastikan setiap produk memenuhi persyaratan ketat sebelum dikirim. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menjamin keamanan pangan, mutu produk, serta kelancaran akses ke pasar global.
Hingga saat ini, ekspor paha kodok telah menunjukkan peningkatan signifikan, dengan nilai ekonomi mencapai miliaran rupiah. Upaya ini tidak hanya memperkuat perekonomian daerah tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal yang bergantung pada aktivitas penangkapan kodok.
Proses Fasilitasi dan Jaminan Kualitas Ekspor Paha Kodok
Sebelum paha kodok diekspor, BKHIT Sumsel melakukan serangkaian pemeriksaan teknis yang ketat. Ini meliputi pemeriksaan fisik produk, pengawasan menyeluruh terhadap tempat pengolahan, dan verifikasi dokumen yang relevan. Seluruh tahapan ini dilakukan dengan cermat untuk memastikan standar keamanan pangan dan mutu terpenuhi.
Eksportir yang terlibat dalam proses ini wajib memiliki sertifikasi resmi dan menerapkan sistem Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Penerapan HACCP menjamin bahwa setiap langkah pengolahan, mulai dari penangkapan hingga pengemasan, telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan yang diakui secara internasional.
Kepala BKHIT Sumsel, Sri Endah Ekandari, menegaskan komitmen lembaganya dalam menjaga kualitas produk. "Kami mendukung penuh upaya pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor. Melalui tindakan karantina, kami pastikan setiap produk yang dikirim adalah yang terbaik dan sesuai persyaratan," ujarnya.
Dampak Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Ekspor paha kodok tidak hanya memberikan nilai ekonomi yang besar bagi daerah, tetapi juga secara langsung mendorong pemberdayaan masyarakat lokal. Terutama para penangkap kodok di pedesaan, mereka kini memiliki mata pencarian alternatif yang stabil dan berkelanjutan.
Aktivitas penjualan paha kodok ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, untuk menggerakkan perekonomian daerah. Hal ini menunjukkan sinergi antara kebijakan pemerintah pusat dan implementasi di tingkat daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain aspek ekonomi, ekspor ini juga mendorong pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan. Dengan tetap mengedepankan prinsip konservasi dan keseimbangan ekosistem, kegiatan ini diharapkan tidak merusak lingkungan dan tetap menjaga populasi kodok di alam.
Peningkatan Volume dan Komitmen Berkelanjutan Ekspor Paha Kodok
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam volume ekspor paha kodok dari Sumatera Selatan. Sepanjang tahun 2025, ekspor paha kodok mencapai 32,06 ton dengan nilai ekonomi fantastis, yaitu Rp5,24 miliar. Angka ini mencerminkan potensi besar komoditas tersebut di pasar global.
Sebelumnya, pada tahun 2023, BKHIT Sumsel telah memfasilitasi ekspor sebanyak 17,08 ton paha kodok ke Prancis. Volume ini meningkat drastis pada tahun 2024, mencapai 86,4 ton, menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dan permintaan pasar yang tinggi.
Sri Endah Ekandari menambahkan bahwa BKHIT Sumsel berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendorong akselerasi ekspor paha kodok. Mereka juga akan memfasilitasi berbagai komoditas unggulan asal Sumsel lainnya melalui layanan karantina yang cepat, tepat, dan profesional, demi mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.