BKHIT Maluku Fasilitasi Ekspor 1.156 Ton Udang Vaname ke Cina
Badan Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku memfasilitasi ekspor 1.156 ton udang vaname senilai Rp90,7 miliar ke Cina, memastikan produk tersebut memenuhi standar dan regulasi.

Ambon, 23 Februari 2025 - Badan Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku berperan penting dalam memfasilitasi ekspor 1.156 ton udang vaname ke Tiongkok. Ekspor ini menandai komitmen Indonesia dalam memenuhi standar dan regulasi internasional untuk produk perikanan. Proses ekspor tersebut diawasi secara ketat oleh BKHIT Maluku untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang dikirim.
Kepala BKHIT Maluku, Abdur Rochman, menjelaskan bahwa pengawasan meliputi pemeriksaan dokumen ekspor, pemeriksaan fisik barang, hingga pengawasan kemasan. "Pengawasan pemuatan ekspor bertujuan memastikan produk tersebut sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Kali ini BKHIT Maluku memfasilitasi PT Wahana Lestari Investama mengekspor udang vaname sebanyak 1.156 ton dengan nilai ekspor Rp90,7 miliar," ungkap Rochman dalam keterangannya di Ambon.
Udang vaname tersebut diangkut menggunakan Kapal Fu Yuan Yu Yun 993 menuju Tiongkok. Keberhasilan ekspor ini menunjukkan potensi besar sektor perikanan Maluku di pasar internasional dan menegaskan komitmen BKHIT Maluku dalam memberikan pelayanan optimal kepada para pelaku usaha perikanan.
Ekspor Udang Vaname: Peningkatan Kualitas dan Keamanan
Abdur Rochman menekankan pentingnya pengawasan pemuatan ekspor yang efektif. "Pengawasan pemuatan ekspor yang efektif, dapat membantu meningkatkan kualitas dan keamanan barang ekspor, serta memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional," tegasnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Indonesia.
BKHIT Maluku berkomitmen memberikan pelayanan ekspor selama 24 jam, tujuh hari seminggu. "Sebagai wujud pelayanan optimal kepada pengguna jasa di wilayah Maluku, petugas Karantina Maluku siap memberikan pelayanan ekspor 24 jam selama tujuh hari dalam seminggu," tambah Rochman. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung sektor perikanan.
Tingginya permintaan udang vaname dari Tiongkok menunjukkan potensi pasar yang besar bagi produk perikanan Indonesia. Hal ini menjadi peluang bagi para pelaku usaha perikanan di Maluku untuk meningkatkan produksi dan kualitas produknya.
Udang Vaname: Komoditas Unggulan Indonesia
Udang vaname (Litopenaeus vaname) memang menjadi komoditas primadona ekspor Indonesia, khususnya ke Tiongkok. Udang ini dikenal dengan ciri khas kaki berwarna putih dan tubuh yang berbuku-buku, serta mudah dibudidayakan. Tingginya permintaan dari pasar internasional mendorong peningkatan produksi udang vaname di Indonesia.
Data Best Trust Barantin menunjukkan ekspor udang vaname dari Kabupaten Maluku Tengah ke Tiongkok mencapai 6.475 ton dengan nilai Rp477 miliar sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukkan kontribusi signifikan sektor perikanan terhadap perekonomian daerah. Pada awal tahun 2025, hingga akhir Februari, nilai ekspor produk perikanan dari Maluku mencapai Rp74.425.259.596 atau sekitar 4.802.932 dolar AS.
Tidak hanya Tiongkok, produk perikanan asal Maluku juga diekspor ke beberapa negara lain, seperti Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, dan Arab Saudi. Diversifikasi pasar ekspor ini menunjukkan daya saing produk perikanan Indonesia di tingkat global.
Ekspor udang vaname ini bukan hanya meningkatkan pendapatan para pelaku usaha, tetapi juga berkontribusi pada devisa negara. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar sektor perikanan Indonesia dan pentingnya peran BKHIT Maluku dalam mengawal kualitas dan keamanan produk ekspor.