Tahukah Anda? Mahasiswa UGM KKN Manokwari Sukses Gelar Festival Menari di Kampung Bakaro, Perkuat Budaya dan Ekonomi Lokal
Mahasiswa UGM KKN Manokwari sukses menutup program pengabdian dengan Festival Menari di Kampung Bakaro, Manokwari Timur. Bagaimana festival ini menggerakkan pariwisata dan ekonomi lokal?

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menuntaskan program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Penutupan rangkaian pengabdian ini ditandai dengan penyelenggaraan sebuah festival seni budaya yang meriah. Kegiatan ini berlangsung di Kampung Bakaro, Distrik Manokwari Timur.
Festival yang diberi nama "Festival Menari" ini menjadi puncak kolaborasi antara 30 mahasiswa KKN UGM dan masyarakat setempat. Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga simbol gotong royong dan pemersatu budaya. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong promosi pariwisata di wilayah timur Manokwari.
Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif mahasiswa KKN UGM ini. Selama 50 hari, para mahasiswa telah mengabdikan diri di tiga kampung, yakni Bakaro, Susweni, dan Aipiri. Festival ini juga menjadi bukti nyata kontribusi mereka dalam menggerakkan kesejahteraan masyarakat.
Festival Menari: Wujud Kolaborasi Budaya dan Ekonomi Lokal
Festival Menari yang digagas oleh mahasiswa KKN UGM Manokwari bersama warga lokal menawarkan beragam kegiatan menarik. Acara ini meliputi pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, pameran karya-karya unik dari warga lokal, serta penanaman bibit pohon. Inisiatif penanaman pohon ini bertujuan untuk pelestarian lingkungan di sekitar Manokwari.
Salah satu daya tarik utama festival ini adalah lomba tari tradisional Yospan. Tarian Yospan merupakan identitas budaya Papua yang kaya dan memiliki makna mendalam. Kehadiran lomba ini semakin memperkuat semangat pelestarian warisan budaya di kalangan generasi muda.
Melalui kegiatan pameran dan lomba tersebut, produk budaya serta kerajinan tangan masyarakat lokal semakin dikenal luas. Hal ini secara langsung mendorong manfaat ekonomi signifikan bagi pelaku UMKM dan perajin daerah. Festival ini menjadi platform efektif untuk mempromosikan potensi lokal.
Wakil Bupati Manokwari, Mugiyono, menegaskan bahwa Festival Menari lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah wujud nyata gotong royong dan pemersatu budaya. Festival ini juga berfungsi sebagai penggerak kesejahteraan masyarakat, menunjukkan dampak positif KKN UGM Manokwari.
Semangat Pengabdian Mahasiswa UGM dan Dukungan Komunitas
Mahasiswa KKN UGM telah mengabdikan diri selama 50 hari di tiga kampung di Distrik Manokwari Timur. Kampung-kampung tersebut meliputi Bakaro, Susweni, dan Aipiri. Dedikasi ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjalankan program pengabdian masyarakat.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN UGM, Woro Danur Wendo, menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah. Ia mengakui bahwa meskipun keberangkatan mahasiswa dilakukan secara mandiri, semangat pengabdian mereka tidak surut. Ini menunjukkan ketangguhan dan dedikasi tinggi para mahasiswa.
Woro Danur Wendo menambahkan bahwa selama KKN berlangsung, mahasiswa secara aktif mendorong kolaborasi lintas sektor. Setiap program kerja yang mereka jalankan selalu melibatkan berbagai pihak. Hal ini bertujuan untuk mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Penerimaan dan dukungan hangat dari masyarakat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa. Pengalaman ini membentuk mereka sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki kepekaan sosial. Festival Menari ini menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat persatuan dan mempererat hubungan.