Tahukah Anda? Pasaman Barat Optimis Capai 20.321 Hektare Luas Tanam Padi, Target Produksi Padi Pasaman Barat 2025 Sangat Ambisius!
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menargetkan luas tanam padi 20.321 hektare dan produksi 205.627 ton pada 2025. Bagaimana strategi mereka mencapai target produksi padi Pasaman Barat yang ambisius ini?

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menunjukkan optimisme tinggi dalam mencapai target luas tanam padi sawah. Mereka menargetkan 20.321 hektare dan produksi gabah 205.627 ton pada tahun 2025. Target ambisius ini menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Pasaman Barat, Doddy San Ismail, mengungkapkan capaian signifikan. Hingga semester I 2025, luas tanam padi telah mencapai 6.485 hektare dengan produksi 41.247 ton gabah kering. Angka ini menjadi fondasi kuat untuk target jangka panjang yang telah ditetapkan.
Berbagai strategi telah disiapkan untuk merealisasikan target tersebut. Langkah-langkah ini mencakup optimalisasi lahan, peningkatan sumber daya manusia, dan perubahan pola pemanfaatan sumber daya. Ini menunjukkan komitmen serius Pemkab dalam meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan.
Strategi Jitu Peningkatan Produksi Padi
Untuk mencapai target luas tanam dan produksi padi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah merancang sejumlah strategi komprehensif. Salah satu fokus utamanya adalah optimalisasi lahan pertanian yang sudah ada. Ini dilakukan melalui perbaikan indeks pertanaman, mendorong petani untuk meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi dua atau bahkan tiga kali setahun.
Selain itu, penguatan sumber daya manusia di sektor pertanian juga menjadi prioritas. Dinas terkait aktif memberikan sosialisasi mengenai pemilihan benih unggul, teknik pemupukan yang efektif, serta penggunaan alat pertanian modern yang dapat meminimalkan modal. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani secara keseluruhan.
Inovasi lain yang sedang dikembangkan adalah program "sawah pokok murah" di setiap kecamatan. Program ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi petani lain dalam mengelola lahan dengan biaya yang lebih efisien. Pemerintah juga akan menerima anggaran sebesar Rp2,3 miliar untuk perbaikan saluran irigasi seluas 500 hektare, yang sangat vital bagi keberlanjutan pertanian padi.
Aspek penting lainnya adalah upaya ekstensifikasi lahan melalui perluasan sawah yang ada. Pemkab Pasaman Barat juga berencana membuat Peraturan Daerah (Perda) mengenai Larangan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Aturan ini krusial untuk melindungi lahan produktif dari konversi menjadi non-pertanian, memastikan ketersediaan lahan untuk produksi padi jangka panjang.
Capaian dan Potensi Wilayah Unggulan Produksi Padi Pasaman Barat
Hingga pertengahan tahun 2025, Kabupaten Pasaman Barat telah menunjukkan capaian yang menggembirakan dalam produksi padi. Dari luas tanam 6.485 hektare, total produksi gabah kering mencapai 41.247 ton. Angka ini membuktikan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah dan petani mulai membuahkan hasil signifikan.
Distribusi produksi padi juga menunjukkan variasi antar kecamatan, dengan beberapa wilayah menonjol sebagai lumbung padi utama. Kecamatan Talamau memimpin dengan produksi tertinggi, mencapai 8.203 ton. Disusul oleh Kecamatan Pasaman dengan 7.900 ton, dan Kecamatan Lembah Melintang dengan 6.384 ton.
Kecamatan Kinali juga memberikan kontribusi besar dengan 5.101 ton, diikuti oleh Gunung Tuleh (3.576 ton), Koto Balingka (3.092 ton), dan Ranah Batahan (2.494 ton). Kecamatan Sungai Aur, Sungai Beremas, Luhak Nan Duo, dan Sasak Ranah Pasisia juga turut menyumbang pada total produksi. Data ini menunjukkan potensi besar setiap wilayah dalam mendukung target produksi padi Pasaman Barat secara keseluruhan.
Dengan melihat capaian yang sudah ada dan strategi yang terus digulirkan, optimisme Pemkab Pasaman Barat untuk mencapai target 20.321 hektare luas tanam dan 205.627 ton produksi padi pada tahun 2025 sangat beralasan. Kolaborasi antara pemerintah dan petani menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah.