Tahukah Anda? TPS Muktiharjo Kidul Kelebihan Kapasitas, Pemkot Semarang Siapkan Lahan Alternatif TPS Semarang
Pemkot Semarang bergerak cepat mengatasi TPS Muktiharjo Kidul yang kelebihan kapasitas dengan menyiapkan lahan alternatif TPS Semarang. Akankah solusi ini efektif dan berkelanjutan?

Pemerintah Kota Semarang menunjukkan komitmen serius dalam menangani persoalan lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah yang kian mendesak. Salah satu fokus utama adalah kondisi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Muktiharjo Kidul di Pedurungan yang dilaporkan telah melebihi kapasitas. Situasi ini memicu keluhan warga sekitar mengenai bau menyengat dan tumpukan sampah yang meluber, mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup.
Menanggapi kondisi tersebut, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi langsung ke lokasi. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh sistem pengangkutan dan pengelolaan sampah di TPS tersebut. Pemkot Semarang menyadari bahwa solusi jangka pendek saja tidak cukup, sehingga diperlukan langkah strategis yang lebih komprehensif.
Sebagai respons cepat, Pemkot Semarang telah menyiapkan lahan alternatif untuk menampung kelebihan sampah dari TPS Muktiharjo Kidul. Wali Kota Agustina Wilujeng secara langsung meninjau lokasi yang diproyeksikan sebagai TPS tambahan tersebut. Langkah ini diharapkan dapat segera meredakan tekanan pada TPS Muktiharjo Kidul sekaligus memberikan solusi sementara yang efektif.
Validasi Lahan Alternatif dan Tantangannya
Meskipun lahan alternatif telah disiapkan, Wali Kota Agustina Wilujeng menekankan pentingnya validasi status lahan sebelum dimanfaatkan secara resmi. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi simpang siur mengenai peruntukan lahan tersebut. Beberapa pihak menyebutnya sebagai Tempat Pemakaman Umum (TPU), sementara yang lain mengklaimnya sebagai lahan garapan warga.
“Banyak informasi yang simpang siur, ada yang bilang ini (lokasi alternatif) TPU bukan TPS, ada juga yang menyebut sebagai lahan garapan warga. Maka dari itu, kami datang langsung untuk mengkonfirmasi dan memastikan semua secara jelas,” ujar Wali Kota Agustina Wilujeng. Validasi ini krusial untuk menghindari potensi konflik di kemudian hari dan memastikan legalitas penggunaan lahan sebagai lahan alternatif TPS Semarang.
Kejelasan status lahan menjadi prioritas utama agar proses pemindahan dan pengelolaan sampah dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Pemkot berkomitmen untuk transparan dalam setiap langkah yang diambil, memastikan bahwa semua pihak terkait memahami dan mendukung solusi yang ditawarkan.
Strategi Jangka Panjang Pengelolaan Sampah
Selain penyiapan lahan alternatif, Pemkot Semarang juga terus mendorong langkah-langkah penanganan permasalahan lingkungan secara berkelanjutan. Salah satu inisiatif utama adalah program “Semarang Bersih” yang mencakup berbagai aspek pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Program ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata bagi seluruh warga kota.
Program “Semarang Bersih” fokus pada penguatan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, yang merupakan langkah fundamental dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke TPS. Selain itu, pengembangan dan pengelolaan bank sampah juga menjadi prioritas untuk mendorong daur ulang dan ekonomi sirkular. Kampanye “zero waste” berbasis komunitas turut digalakkan untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi sampah.
Wali Kota Agustina Wilujeng berharap kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan warga akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata. Upaya ini merupakan bagian dari strategi terpadu dalam membangun kota yang lebih berkelanjutan, di mana pengelolaan sampah menjadi salah satu pilar utamanya.
Di samping isu sampah, Wali Kota juga menyoroti permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di wilayah Muktiharjo Kidul. Tercatat 12 anak dalam kondisi stunting, dari sebelumnya 13 anak (satu keluar data karena faktor usia). “Itu tetap angka yang besar. Maka kita akan melakukan ‘treatment per cluster’ karena cara menurunkan stunting adalah dengan menyasar kelompok paling kecil, yakni kelurahan supaya lebih terukur hasilnya,” pungkasnya, menunjukkan komitmen Pemkot pada isu kesehatan masyarakat.