Tahukah Anda? Warga Diminta Waspada Potensi Banjir Lahar Dingin di Sekitar Gunung Marapi
Pascaterjadi erupsi, warga di sekitar Gunung Marapi diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir lahar dingin dan material vulkanik lainnya. Simak selengkapnya!

PADANG, Sumatera Barat – Pos Pengamatan Gunung Marapi mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lereng Gunung Marapi, khususnya di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, untuk meningkatkan kewaspadaan. Imbauan ini dikeluarkan menyusul potensi ancaman banjir lahar dingin yang dapat terjadi kapan saja.
Petugas pos, Teguh Purnomo, menjelaskan bahwa peringatan ini sangat krusial mengingat curah hujan yang sedang terjadi di wilayah tersebut. Warga yang tinggal di dekat lereng dan di sepanjang aliran sungai yang berhulu langsung dari Gunung Marapi diminta untuk selalu siaga terhadap perubahan kondisi alam.
Kewaspadaan ini didasarkan pada kekhawatiran akan potensi banjir lahar dingin akibat akumulasi material vulkanik di puncak gunung. Sejak erupsi pada 3 Desember 2023, belum ada perhitungan volume material vulkanik yang valid di puncak, sehingga risiko ini perlu diantisipasi secara serius.
Ancaman Lahar Dingin dan Status Gunung Marapi
Peringatan dini mengenai potensi banjir lahar dingin ini menjadi perhatian utama bagi warga sekitar Gunung Marapi. Akumulasi material vulkanik yang belum terhitung volumenya di puncak gunung, ditambah dengan intensitas hujan, menciptakan kondisi yang sangat rentan terhadap aliran lahar dingin.
Kondisi ini menjadi semakin kritis terutama saat musim hujan, di mana volume air dapat dengan cepat membawa material vulkanik ke pemukiman warga. Oleh karena itu, masyarakat di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Marapi harus selalu memantau informasi terbaru dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Saat ini, status Gunung Marapi berada pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat. Rekomendasi tersebut mencakup larangan aktivitas dalam radius tertentu dari pusat kawah.
PVMBG secara tegas melarang masyarakat, wisatawan, maupun pengunjung untuk melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas, yaitu Kawah Verbeek. Pembatasan ini diberlakukan untuk meminimalisir risiko bahaya langsung akibat erupsi atau guguran material vulkanik.
Aktivitas Erupsi Terkini dan Rekomendasi Keselamatan
Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi pada Minggu sore, 27 Juli, pukul 13.44 WIB. Meskipun ketinggian kolom abu tidak dapat terekam karena tertutup awan, erupsi ini tercatat pada seismograf dengan amplitudo maksimum 30.4 milimeter dan durasi 37 detik.
Aktivitas erupsi ini bukan yang pertama dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, pada Jumat, 25 Juli, Gunung Marapi juga mengalami erupsi sekitar pukul 17.30 WIB dengan durasi 46 detik. Erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 26.5 milimeter, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik.
Selain potensi lahar dingin, PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman hujan abu. Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut. Tindakan ini penting untuk mencegah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat paparan abu vulkanik.
Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi dari PVMBG sangat diperlukan demi keselamatan bersama. Pemerintah daerah dan instansi terkait terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Marapi dan siap memberikan informasi serta bantuan yang diperlukan kepada masyarakat.