Tanggul Irigasi Rejang Lebong Jebol Akibat Hujan Deras, Ratusan Hektare Sawah Terancam Kekeringan
Hujan deras menyebabkan jebolnya tanggul irigasi Sungai Air Putih di Rejang Lebong, Bengkulu, mengancam lahan pertanian dan rumah warga sekitar.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, pada Senin sore (10/3) menyebabkan jebolnya tanggul irigasi Sungai Air Putih di Kecamatan Curup Tengah. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, mengakibatkan terputusnya aliran air irigasi dan mengancam lahan pertanian di sekitarnya. Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, Shalahuddin, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan kronologi serta dampak yang ditimbulkan.
Jebolnya tanggul irigasi sepanjang 30 meter ini berdampak langsung pada sistem pengairan pertanian di Kecamatan Curup dan Curup Timur. Selain itu, banjir akibat luapan sungai juga telah merendam sejumlah rumah warga di bantaran Sungai Air Putih, bahkan beberapa rumah terancam ambruk karena pondasi yang terkikis air. Untungnya, kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa.
"Tanggul irigasi di Sungai Air Putih yang berada di antara Kelurahan Kepala Siring dan Karang Anyar ini jebol sekitar pukul 17.30 WIB tadi, akibatnya sumber air di irigasi mengering," ungkap Shalahuddin saat dihubungi. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Rejang Lebong langsung diterjunkan ke lokasi untuk membantu mengevakuasi barang-barang milik warga yang rumahnya terancam ambruk, guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Dampak Jebolnya Tanggul Irigasi Sungai Air Putih
Jebolnya tanggul irigasi ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi para petani di wilayah tersebut. Sistem irigasi yang terputus mengancam ratusan hektare lahan pertanian yang bergantung pada aliran Sungai Air Putih. Kekeringan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan gagal panen dan kerugian ekonomi bagi para petani.
Selain mengancam sektor pertanian, banjir juga telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga. BPBD Rejang Lebong telah menyiagakan tim untuk membantu warga yang terdampak, baik dalam hal evakuasi maupun bantuan lainnya. Kondisi ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur yang tangguh dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Salahuddin menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kejadian bencana alam lain selain jebolnya tanggul irigasi. Namun, pihaknya tetap siaga mengingat hujan masih turun dengan intensitas sedang. BPBD telah menyiapkan personel dan peralatan untuk menghadapi kemungkinan bencana susulan.
Kesiapsiagaan BPBD Rejang Lebong
Dalam menghadapi cuaca ekstrem, BPBD Rejang Lebong telah menyiagakan 28 personel TRC dan Pusdalops, serta relawan yang tersebar di 156 desa/kelurahan di 15 kecamatan. Peralatan penanggulangan bencana juga telah disiapkan, termasuk dua unit alat berat (loader dan mini excavator), mobil dapur umum, mobil tangki air, obat-obatan, dan makanan siap saji.
Langkah-langkah kesiapsiagaan ini menunjukkan komitmen BPBD Rejang Lebong dalam melindungi masyarakat dari dampak bencana alam. Namun, peristiwa jebolnya tanggul irigasi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Kejadian ini juga menyoroti perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana. Masyarakat di daerah rawan bencana perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi situasi darurat, sehingga dapat meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan.
Meskipun hujan masih turun dengan intensitas sedang, BPBD Rejang Lebong terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Semoga upaya yang dilakukan dapat meminimalisir dampak negatif dari kejadian ini dan mencegah terjadinya bencana susulan.