Banjir Rendam 11 Desa di Demak Akibat Tanggul Sungai Tuntang Jebol
Sebanyak 11 desa di Demak terendam banjir akibat tanggul Sungai Tuntang jebol setelah curah hujan tinggi, BPBD siagakan perahu evakuasi.

Banjir melanda 11 desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, setelah Sungai Tuntang meluap dan tanggulnya jebol akibat curah hujan tinggi. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (16/5) malam, berdampak pada ribuan warga di lima kecamatan. Pemerintah daerah telah menurunkan alat berat dan menyiapkan langkah-langkah penanggulangan darurat untuk mengatasi dampak banjir ini.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Demak, Agus Musyafak, mengungkapkan bahwa desa-desa yang terdampak tersebar di lima kecamatan, yaitu Bonang (lima desa), Karangtengah (satu desa), Sayung (dua desa), Guntur (dua desa), dan Kebonagung (satu desa). Tanggul yang jebol berada di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, dengan panjang sekitar 10 meter.
Banjir ini disebabkan oleh limpasan air dari Grobogan yang menyebabkan Sungai Tuntang tidak mampu menampung debit air yang meningkat. Akibatnya, air sungai meluap dan tanggul di Desa Karangrejo jebol. BPBD Demak telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi, termasuk perahu evakuasi dan armada pengangkut, untuk membantu warga yang terdampak.
Upaya Perbaikan Tanggul yang Jebol
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah menurunkan alat berat untuk membantu perbaikan tanggul yang jebol. BPBD Demak juga menyiapkan trucuk bambu dan sesek sebagai langkah perbaikan sementara. Namun, upaya perbaikan ini sempat terhambat karena debit air yang masih tinggi dan arus yang deras.
Agus Musyafak menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau kondisi lapangan dan menunggu hingga kondisi memungkinkan untuk melakukan penambalan tanggul yang jebol. "Hasil pemantauan kemarin (19/5), penanganan belum bisa dilakukan, karena debit air masih tinggi dan arus masih deras. Kami menunggu hari ini jika kondisinya memungkinkan akan dilakukan penambalan tanggul jebol," ujarnya.
Meskipun banjir menggenangi sejumlah desa, sebagian besar tidak sampai masuk ke rumah warga, melainkan hanya menggenangi area persawahan. Kondisi terparah terjadi di Desa Karangreja (Kecamatan Bonang) dan Ploso (Kecamatan Karangtengah).
Dampak dan Antisipasi Banjir di Demak
Banjir ini telah menyebabkan aktivitas warga terganggu dan merusak lahan pertanian. Pemerintah daerah berupaya untuk meminimalkan dampak banjir dengan menyediakan bantuan logistik dan memastikan warga yang terdampak mendapatkan akses ke tempat yang aman.
BPBD Demak telah menyiapkan perahu untuk evakuasi serta armada pengangkut jika diperlukan. Langkah ini diambil sebagai antisipasi jika kondisi banjir semakin memburuk dan warga membutuhkan evakuasi segera.
Selain itu, koordinasi dengan berbagai pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan penanganan banjir berjalan efektif dan efisien. Pemerintah daerah juga mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait.
Pemerintah Kabupaten Demak terus berupaya untuk mengatasi dampak banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Perbaikan tanggul yang jebol menjadi prioritas utama, selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap sistem drainase dan pengelolaan sungai untuk mencegah banjir berulang.