Waspada! Hujan Intensitas Tinggi Masih Ancam Jateng, Wagub Imbau Masyarakat Siaga Bencana
Wakil Gubernur Jateng imbau masyarakat waspada potensi hujan intensitas tinggi beberapa hari ke depan, pasca banjir di Grobogan akibat luapan sungai.

Banjir yang melanda 21 desa di enam kecamatan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada 8 Maret 2025, akibat luapan Sungai Tuntang, Lusi, dan Glugu, menjadi peringatan serius. Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas tinggi yang diperkirakan masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Peringatan ini disampaikan setelah BMKG mengeluarkan peringatan cuaca terkait potensi hujan lebat yang akan melanda wilayah tersebut.
Imbauan kewaspadaan disampaikan langsung oleh Wagub Taj Yasin Maimoen seusai mengikuti kegiatan tarawih keliling di UIN Walisongo, Semarang, Senin malam. Beliau menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat mengingat prediksi BMKG tentang intensitas hujan yang tinggi di sejumlah wilayah Jawa Tengah. "BMKG akhir-akhir ini mengumumkan cuaca hujan ini akan lebih intensif. Maka saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk waspada," katanya.
Langkah antisipasi pun telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Koordinasi intensif dilakukan dengan berbagai pihak terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, BPBD kabupaten/kota, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan Kementerian Pertanian untuk membantu para petani yang lahannya terdampak banjir di Grobogan.
Banjir Grobogan: Dampak dan Upaya Penanganan
Banjir di Kabupaten Grobogan disebabkan oleh hujan deras yang mengakibatkan Sungai Tuntang, Lusi, dan Glugu meluap. Tanggul Sungai Tuntang dan sungai Kliteh jebol karena tidak mampu menahan debit air yang tinggi. Bencana ini berdampak pada 21 desa di enam kecamatan, dengan ketinggian air mencapai 10-100 cm.
Sebanyak 4.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir tersebut. Berdasarkan data BPBD Jateng per 10 Maret 2025 pukul 19.00 WIB, tercatat 324 jiwa mengungsi. Pemerintah daerah terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada para korban terdampak.
Wagub Taj Yasin Maimoen juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya mitigasi bencana. "Ini harus kita pikirkan bersama-sama. Tidak kalah penting, mari kita melihat kondisi lingkungan kita. Ketika ada 'warning' tolong segera diinformasikan kepada kami sehingga kami bisa antisipasi semuanya," imbuhnya. Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama dan komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam.
Langkah Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Menghadapi potensi hujan intensitas tinggi yang masih mengancam, beberapa langkah antisipasi perlu dilakukan. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dari BMKG dan mengikuti arahan dari BPBD setempat. Penting juga untuk mempersiapkan diri dengan langkah-langkah evakuasi jika diperlukan.
Pemerintah daerah juga perlu memastikan kesiapan infrastruktur dan logistik untuk penanggulangan bencana. Perbaikan tanggul sungai dan sistem drainase menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya banjir di masa mendatang. Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana perlu ditingkatkan.
Koordinasi antar lembaga terkait juga harus terus ditingkatkan untuk memastikan respon yang cepat dan efektif dalam menghadapi bencana. Kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana alam.
Kejadian banjir di Grobogan menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan merupakan kunci untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana.