Banjir Grobogan: 280 Warga Mengungsi Akibat Jebolnya Tanggul Sungai Tuntang
Jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Grobogan mengakibatkan banjir dan memaksa 280 warga dari Desa Ringinkidul dan Baturagung mengungsi.

Banjir melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, setelah tanggul Sungai Tuntang jebol pada Minggu, 9 Maret 2025, pukul 06.00 WIB. Kejadian ini mengakibatkan genangan air yang signifikan di pemukiman warga Desa Ringinkidul dan Desa Baturagung, Kecamatan Gubug. Akibatnya, sebanyak 280 warga terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari bencana alam tersebut.
Menurut Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Masrikan, ratusan warga tersebut tersebar di beberapa lokasi pengungsian. Sebanyak 60 orang mengungsi di pos gereja Ringinkidul, 90 orang di Masjid Ringinkidul, 100 orang di rumah kerabat, dan 30 orang lainnya mengungsi dari Desa Baturagung. Tingginya debit air Sungai Tuntang menjadi penyebab utama jebolnya tanggul.
Bencana ini telah mendorong BPBD Grobogan untuk segera bertindak. Tiga tim penyelamat diterjunkan untuk membantu proses evakuasi warga dan memastikan keselamatan mereka. Selain evakuasi, BPBD juga menyalurkan bantuan berupa karung plastik untuk membantu warga meninggikan tanggul yang mengalami limpasan air, serta memberikan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
Tanggul Sungai Tuntang Jebol untuk Keempat Kalinya di Tahun 2025
Masrikan menambahkan bahwa jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Baturagung merupakan kejadian keempat kalinya sepanjang tahun 2025. Meskipun demikian, kejadian kali ini tidak berdampak pada arus lalu lintas di Jalan Grobogan-Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa dampak bencana terfokus pada pemukiman warga di sekitar sungai.
BPBD Grobogan terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para pengungsi. Mereka juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani dampak banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Upaya perbaikan tanggul juga akan segera dilakukan untuk meminimalisir risiko banjir susulan.
Kondisi debit air Sungai Tuntang terus dipantau secara ketat. BPBD mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait. Bagi warga yang membutuhkan bantuan, dapat segera menghubungi posko BPBD Grobogan.
Bantuan Logistik dan Evakuasi Warga Terdampak
Bantuan logistik yang diberikan BPBD Grobogan meliputi makanan siap saji, air minum bersih, selimut, dan pakaian layak pakai. Tim penyelamat juga membantu mengevakuasi warga yang kesulitan untuk menyelamatkan diri, terutama lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain bantuan dari BPBD, sejumlah relawan dan organisasi kemanusiaan juga turut serta memberikan bantuan kepada para pengungsi. Solidaritas masyarakat terlihat dalam upaya membantu meringankan beban para korban banjir. Donasi berupa makanan, pakaian, dan perlengkapan lainnya terus berdatangan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi bencana dan pengelolaan sumber daya air yang baik. Perbaikan infrastruktur dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar menjadi hal krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Meskipun banjir tidak mengganggu arus lalu lintas utama, dampaknya terhadap kehidupan warga di sekitar Sungai Tuntang sangat signifikan. Pemulihan pasca-banjir membutuhkan waktu dan kerja sama dari berbagai pihak untuk mengembalikan kehidupan normal bagi warga terdampak.
Kesimpulan
Banjir di Grobogan akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang menjadi bukti nyata pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kerja sama antara BPBD, relawan, dan masyarakat sangat krusial dalam menangani dampak banjir dan membantu para pengungsi. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan sistem mitigasi bencana di masa mendatang.