Longsor di Rejang Lebong, Bengkulu: Dua Alat Berat Dikerahkan untuk Buka Akses Jalan
Hujan deras mengakibatkan longsor di Rejang Lebong, Bengkulu, dan dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang menutup akses jalan di Desa Tebat Pulau, Kecamatan Bermani Ulu.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, pada Minggu dan Senin (23-24 Februari 2024) mengakibatkan tanah longsor dan banjir di beberapa kecamatan. Salah satu lokasi terdampak parah adalah Desa Tebat Pulau, Kecamatan Bermani Ulu, di mana longsor menimbun jalan penghubung Kecamatan Bermani Ulu dan Kecamatan Curup Selatan, bahkan merusak rumah warga. BPBD Rejang Lebong langsung merespon kejadian ini dengan mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor dan membuka kembali akses jalan.
Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, Shalahuddin, menyatakan bahwa dua unit alat berat dikerahkan untuk mengatasi bencana ini. Satu unit loader milik BPBD dan satu unit excavator milik Dinas PUPR Rejang Lebong dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor yang menutupi jalan. Pemilihan alat berat disesuaikan dengan kondisi medan, mengingat lokasi longsor berada di tebing yang tinggi sehingga excavator dibutuhkan untuk menjangkau material longsor yang sulit dijangkau oleh loader.
Proses pembersihan material longsor dimulai sejak pagi dan berlangsung hingga sore hari. Sayangnya, hujan deras kembali turun di lokasi kejadian, sehingga memperlambat proses evakuasi material longsor. Kejadian ini bukan hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tetapi juga karena adanya tumpukan tanah dari pematangan lahan di atas tebing yang akan dijadikan perumahan. Tumpukan tanah tersebut dinilai memperparah dampak longsor.
Longsor Timbun Jalan dan Ancam Rumah Warga
Longsor di Dusun I, Desa Tebat Pulau, mengakibatkan satu rumah warga rusak di bagian dapur. Lebih mengkhawatirkan lagi, delapan rumah lainnya terancam oleh material longsor yang masih berada di tebing. Kepala Desa Tebat Pulau, Jerian, mengungkapkan kekhawatirannya akan potensi longsor susulan jika hujan deras kembali terjadi. Ia menekankan bahwa material longsor berasal dari lahan milik warga yang sedang diratakan untuk pembangunan rumah.
Jerian berharap pemilik lahan segera memindahkan material tanah di atas tebing ke tempat yang lebih aman untuk mencegah terjadinya longsor susulan. Hal ini penting untuk melindungi keselamatan warga dan mencegah kerusakan lebih lanjut. BPBD dan Dinas PUPR Rejang Lebong terus bekerja keras untuk membersihkan material longsor dan memastikan akses jalan kembali normal. Upaya ini dilakukan agar mobilitas warga dan perekonomian di wilayah tersebut tidak terganggu.
Proses evakuasi material longsor masih terus berlangsung. BPBD Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam, terutama di daerah rawan longsor. Masyarakat dihimbau untuk segera melaporkan jika terjadi bencana alam di wilayahnya agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Penyebab Longsor dan Upaya Pencegahan
Berdasarkan keterangan yang didapat, longsor di Desa Tebat Pulau bukan semata-mata disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Adanya tumpukan tanah dari kegiatan pematangan lahan di atas tebing menjadi faktor pemicu utama. Tumpukan tanah tersebut menambah beban pada lereng, sehingga ketika hujan deras turun, tanah menjadi tidak stabil dan longsor terjadi.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya memperhatikan aspek lingkungan dalam pembangunan. Pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi geologi dan tata ruang dapat berdampak buruk dan menimbulkan bencana. Pemerintah daerah perlu melakukan pengawasan yang ketat terhadap kegiatan pembangunan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Selain itu, masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Penanganan lahan yang tepat dan memperhatikan kondisi lingkungan dapat meminimalisir risiko bencana alam. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan pemerintah daerah dapat meningkatkan sistem peringatan dini bencana alam dan melakukan upaya mitigasi bencana yang lebih efektif. Hal ini penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.
Setelah akses jalan berhasil dibuka kembali, diharapkan aktivitas masyarakat dapat kembali normal. Namun, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat potensi longsor susulan masih ada. Pemerintah dan masyarakat harus tetap bekerja sama untuk menjaga keselamatan dan keamanan bersama.