Target Fantastis: Bulog Rejang Lebong Sasar 1.080 Ton Penyerapan Beras Petani hingga Akhir 2025
Perum Bulog Cabang Rejang Lebong menargetkan Penyerapan Beras Petani sebesar 1.080 ton hingga akhir 2025. Akankah target ambisius ini tercapai demi ketahanan pangan daerah?

Perum Bulog Cabang Rejang Lebong, yang membawahi tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu, telah menetapkan target ambisius. Mereka berencana menyerap 1.080 ton beras dari petani lokal hingga akhir tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga stabilitas pasokan pangan di wilayah tersebut.
Hingga pertengahan Juli 2025, Bulog telah berhasil menyerap 811 ton beras. Angka ini setara dengan sekitar 75 persen dari total target yang ditetapkan. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung petani dan ketahanan pangan di wilayah kerjanya.
Penyerapan ini difokuskan di Kabupaten Lebong dan sebagian kecil dari Kepahiang. Sementara itu, Kabupaten Rejang Lebong belum menjadi fokus utama. Hal ini dikarenakan harga jual beras di Rejang Lebong cenderung lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Progres Penyerapan dan Tantangan Regional
Perum Bulog Cabang Rejang Lebong menargetkan penyerapan beras petani sebanyak 1.080 ton hingga akhir tahun 2025. Pimpinan Cabang Perum Bulog Rejang Lebong, A Musalim Yudha, menyatakan bahwa hingga pertengahan Juli 2025, realisasi penyerapan telah mencapai 811 ton. Angka ini menunjukkan progres signifikan, yaitu sekitar 75 persen dari target keseluruhan yang ditetapkan.
Musalim Yudha menjelaskan bahwa sebagian besar beras yang berhasil diserap berasal dari Kabupaten Lebong. Kontribusi dari Kabupaten Kepahiang juga tercatat, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Penyerapan beras petani Bulog ini merupakan upaya strategis untuk menjaga ketersediaan stok pangan dan menstabilkan harga di wilayah tersebut.
Namun, Bulog menghadapi tantangan tersendiri dalam melakukan penyerapan di Kabupaten Rejang Lebong. Harga jual beras di wilayah ini cenderung lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Bulog, yaitu Rp12.000 per kg. Kondisi ini membuat petani di Rejang Lebong lebih memilih menjual hasil panennya ke pasar bebas, yang menawarkan harga lebih kompetitif.
Strategi Tata Niaga Gabah dan Beras untuk Petani
Saat ini, tata niaga Perum Bulog Cabang Rejang Lebong masih didominasi oleh penyerapan beras dalam bentuk jadi. Penyerapan dalam bentuk gabah masih relatif sedikit, terutama dari Kabupaten Lebong. Semua beras yang diserap langsung disimpan di Gudang Perum Bulog Cabang Rejang Lebong yang berlokasi strategis di Kelurahan Durian Depun, Kecamatan Merigi, Kabupaten Kepahiang.
Bulog secara bertahap berupaya mengubah pola pikir petani di wilayah tersebut. Tujuannya adalah mendorong petani untuk juga menjual hasil panennya dalam bentuk gabah, bukan hanya beras. Musalim Yudha menegaskan bahwa menjual gabah dapat memberikan keuntungan signifikan bagi para petani.
Keuntungan tersebut termasuk tidak perlu memikirkan biaya jasa giling, penjemuran, atau pengolahan lainnya yang seringkali memakan waktu dan biaya. Strategi ini diharapkan dapat menyederhanakan proses pascapanen bagi petani, sehingga mereka dapat fokus pada budidaya. Perubahan tata niaga gabah beras ini akan diterapkan secara bertahap, dimulai dari Kepahiang dan selanjutnya di Rejang Lebong.
Untuk mendukung inisiatif ini, pembelian gabah dilakukan sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kg. Sementara itu, untuk beras, HPP-nya adalah Rp12.000 per kg. Transformasi ini bukan untuk merugikan petani, melainkan untuk menciptakan tata niaga yang lebih efisien, transparan, dan berpotensi lebih menguntungkan bagi mereka dalam jangka panjang.